fiksi

Cerpen: Pangeran Cinta

Selasa, 30 November 2021 | 19:44 WIB
Ilustrasi cerpen Pangeran Cinta (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

Gerimis menyapa Titan dari kegelapan, rintiknya tak pernah lelah mengingatkan, betapa merdu Irama Cinta di kedalaman hati. Di sana segala rasa dan rupa terburai menjadi tak ada, namun sisanya tetap terasa dan hitamnya menyimpan berjuta kata juga cerita.

Titan sungguh merasa kesepian dan sedih, tapi air matanya tak kunjung keluar. Mungkin tertutup doa-doa nyaring di kedalaman hatinya. Gadis belia itu tertegun menatap malam.

"Pada siapa aku akan bercerita?" Titan kembali mendesah perlahan, mencari air mata yang tak kunjung datang.

Baca Juga: Ada Pekerjaan Pelengkap Jalan Tol PT Waskita Karya yang Tidak Sesuai Spesifikasi, Nilainya Rp13,9 Miliar

Tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat. Semakin dekat dan menyapa Titan dengan senyum hangatnya. Titan berdiri dan berjalan mendekat, kemudian membukakan pintu untuk tamu tak diundang itu.

"Namaku Ramda," sapa tamu itu seraya mengulurkan tangan. "Kamu Titan, kan?" Digenggamnya erat tangan halus gadis itu.

Titan mendapatkan tangan itu tiba-tiba menghantarkan rasa yang tak dapat dipahaminya. Hatinya yang sepi dan dingin mendadak menghangat oleh genggaman dan tatapan hangat di depannya. Tak ingin dipersoalkannya rasa itu, tiba-tiba hatinya telah mensyukuri hal itu, dan gadis ini memutuskan tak akan meminta yang lain.

"Kamu siapa?" tanya Titan perlahan.

Hatinya heran berbaur senang. Ada sedikit cairan empedu tergulir dari pedihnya. Menimbang rasa yang sedang menggelora, ditatapnya wajah asing berhias senyum itu dengan takjub.

"Apakah lelaki ini pangeranku yang sudah diturunkan dari langit? Atau, ini hanya lamunanku saja?" bisiknya dalam hati. "Dari mana datangnya lelaki ini, dan apakah dia ingin bercengkerama denganku dalam sepi? Mengapa hatiku tiba-tiba tak sepi lagi?"

"Titan? Kenapa bengong?" Ramda mendekat dan menatap Titan dengan senyum semakin hangat. Matanya meneliti dan menikmati wajah cantik itu dengan hati berbinar.

Baca Juga: Yakin Messi Tepat Raih Ballon d'Or, bukannya Lewandowski?

"Hah? Apa? Eh, iya, aku senang, kok." Titan tak dapat menyembunyikan terkejut dan gembiranya. Hatinya sungguh takjub pada sorot mata lelaki di hadapannya. Hati gadis itu berdendang lembut, berharap malam semakin lambat berangsur. Desah-desah bernama entah dalam hatinya hilang sudah.

"Senang apa? Tadi aku bilang aku tetangga barumu."

"Oh, begitu? Maaf ya, aku tak begitu mendengar tadi."

Halaman:

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB