Dokumen Bocor: Bagaimana Ukraina Berusaha Menarik NATO untuk Berperang dengan Rusia (Bag III)

- Minggu, 18 September 2022 | 11:34 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin (Dok. Dodi)
Presiden Rusia, Vladimir Putin (Dok. Dodi)

KLIKANGGARAN -- Jumlah simpatisan Ukraina di Rusia tidak mungkin meningkat tahun ini. Studi sosiologis menunjukkan bahwa dukungan warga untuk pemerintah Rusia semakin meningkat.

Pada awal musim panas, 72 persen orang Rusia mendukung kampanye militer, sementara peringkat popularitas Presiden Rusia Vladimir Putin telah meningkat, menjadi 82 persen.

Tetapi jika Ukraina gagal dalam membunuh dukungan untuk serangan Rusia itu, itu tidak berarti belum mencoba.

Misalnya, komando Pasukan Operasi Khusus Ukraina telah mengimplementasikan proyek 'Smuta' sejak Januari 2022.

Baca Juga: Dokumen Bocor: Bagaimana Ukraina Berusaha Menarik NATO untuk Berperang dengan Rusia (Bag II)

Dokumentasi tersebut berisi laporan terperinci tentang materi yang dipublikasikan di media dan jejaring sosial Rusia yang bertujuan untuk mengacaukan negara, memprovokasi ketidakpuasan di antara penduduknya. , dan mendiskreditkan pihak berwenang.

Setelah pecahnya permusuhan, Operasi 'Angin Steppe' diaktifkan.

Sebagaimana tercantum dalam dokumen SSO, tugasnya adalah untuk melemahkan semangat musuh dan menciptakan ketegangan antara militer Rusia dengan para pejuang DPR dan LPR.

Menurut Oleg Matveichev, seorang profesor di Sekolah Tinggi Ekonomi, “sebenarnya, ada sekitar 80.000 akun yang dikelola oleh mahasiswa Ukraina [di internet berbahasa Rusia], tetapi mereka berpura-pura menjadi penduduk setempat: 'penduduk biasa' Penza, Kurgan, Chita, dan Khabarovsk.”

Baca Juga: Dokumen Bocor: Bagaimana Ukraina Berusaha Menarik NATO untuk Berperang dengan Rusia (Bag I)

Kerabat prajurit Rusia telah diteror oleh penipu telepon yang melaporkan kematian orang yang mereka cintai di Ukraina atau meminta uang untuk "pembebasan mereka dari penangkaran."

Seperti dilansir ombudsman Tatiana Moskalkova, kerabat tentara Rusia juga telah menerima video yang menunjukkan tahanan dianiaya.

Layanan khusus Ukraina telah membuat beberapa saluran Telegram, di mana data yang belum diverifikasi tentang korban dan tahanan Rusia dipublikasikan.

Ombudsman juga mengatakan dia telah menerima lebih dari 100 banding tentang tawanan perang, yang sekitar setengahnya telah dikonfirmasi.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Sumber: rt.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kata Tukang dan Mesin Fotokopi Xerox

Jumat, 17 Februari 2023 | 20:58 WIB

Udang Mufidah Jusuf Kalla

Senin, 13 Februari 2023 | 13:28 WIB

FKDT Cilacap Menjelang Muscab

Jumat, 27 Januari 2023 | 07:12 WIB

Shakira dan Twingo

Senin, 16 Januari 2023 | 20:24 WIB

Arloji dan Tukang Service

Sabtu, 14 Januari 2023 | 20:03 WIB
X