Pentingnya Sosok Pembaca Pertama untuk Naskah Mentahmu

photo author
- Jumat, 24 September 2021 | 21:02 WIB
Pentingnya Sosok Pembaca Pertama untuk Naskah Mentah (Dok.klikanggaran.com/Sekar)
Pentingnya Sosok Pembaca Pertama untuk Naskah Mentah (Dok.klikanggaran.com/Sekar)

Klikanggaran.com - Punya hobi menulis? Sudah merampungkan naskah tersebut? Kalau sudah, selamat! Satu tahap penting telah terlewati. Selanjutnya, yang perlu dilakukan setelah naskah selesai ditulis adalah mengendapkannya. Membiarkannya selama beberapa waktu sementara otak kita menjalani proses penyegaran. Tidak dimungkiri, sekian lama berjibaku dengan detail-detail pada naskah, membuat otak kalian kelelahan berpikir.

Lamanya pengendapan naskah bergantung kebutuhan. Rata-rata dua sampai empat minggu. Lebih lama, lebih baik. Sementara naskah diendapkan, kalian bisa menunjukkan kepada beberapa orang untuk pembacaan awal. Merekalah yang kemudian disebut pembaca awal atau first reader. Tentunya para pembaca pertama ini bukan orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang dipercaya bisa bersikap netral dalam memberi penilaian terhadap naskah kalian.

Siapa yang bisa dijadikan pembaca pertama? Bisa siapa saja. Yang jelas, ia harus seorang yang gemar membaca. Maksud membaca di sini tidak sekadar menuntaskan bacaan, tetapi meneliti naskah dari segala aspek. Naskah mentah tentu masih jauh dari sempurna. Bahkan, naskah matang pun tak luput dari kesalahan-kesalahan minor. Hanya saja, kekurangan itu bisa banyak teratasi berkat jasa pembaca pertama.

Baca Juga: Sebagai orang Tua, Pernah Menemani Anak Bermain Sampai Larut Malam? Ini Kiatnya Supaya Kuat

Apakah kita harus menyodorkan naskah kepada pembaca pertama? Sebagai editor, saya bisa katakan "iya". Proses ini tingkatnya setara dengan riset untuk naskah. Sebab, dari pembacaan awal ini, banyak ditemukan sampah, lubang plot, atau cacat logika. Hal-hal itu biasanya cukup banyak terlewat atau tidak mendapat perhatian lebih dari penulis.

Sering kali saya mendapati sebuah naskah yang ide ceritanya bagus, bahkan luar biasa, tetapi kalah dalam hal eksekusi. Kurang atau bahkan tidak cantik sama sekali. Bisa jadi karena penulisan kalimat yang tidak efektif, atau banyak saltik, atau dialog-dialog yang tidak natural dan terkesan dibuat-buat, atau adegan-adegan serta narasi kurang logis. Kepada mereka, saya tanyakan soal pembaca pertama. Jika mereka tidak punya, ya, tidak heran naskahnya kurang sempurna.

Baca Juga: Dalam Sambutannya yang Dibacakan Gubernur Jambi, Sofyan A Djalil: Pegawai BPN Jadi Mafia Tanah Akan Dipecat !

Berapa orang yang diperlukan sebagai pembaca pertama? Oh, itu terserah kalian. Makin banyak orang, makin banyak pula pertimbangan-pertimbangan yang nantinya membantu menyempurnakan naskah.

Akan tetapi, sebagai standar, dua atau tiga orang rasanya cukup. Pilihlah orang-orang yang memang bisa kalian percaya sepenuhnya dapat membantu. Pastikan juga mereka memiliki waktu untuk membaca. Sebab, membaca naskah panjang seperti novel atau kumpulan cerpen tentu tidak semudah dan sesingkat membaca naskah cerita pendek dua ribu kata.

Baca Juga: Ambyar! Azis Syamsuddin Tersangka Kasus Korupsi, Partai Berlambang Pohon Beringin Apa Kabarnya?

Sebenarnya, kalau mau dibuat perbandingan, para pembaca pertama ini ibarat calon konsumen buku kalian. Mereka yang akan mewakili penilaian publik terhadap naskah kalian. Jadi, ketika mendapat kritik dari pembaca pertama, kalian tidak diperkenankan baper. Bisa-bisa naksah kalian jalan di tempat jika mengedepankan ego.

Maka, bertemanlah dengan sebanyak-banyak pencinta buku. Mereka sudah barang tentu menghargai sebuah naskah dan tidak akan tega jika mendapati hal-hal kurang indah di dalamnya. Sekian.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X