Cintaku pun Kandas di Tengah Jalan
Di Buku Ini Tersimpan Kisahku dan Dia
Baca Juga: OTW Amerika! Sandiaga Uno Pamitan, Titip Kemenparekraf ke Wamen
Kemudian interjeksi. Interjeksi adalah istilah lain untuk kata seru yang mengungkapkan isi hati dari si pembicara. Kata ini relatif jarang ditemui pada judul karya-karya tulis serius. Akan tetapi, bisa menjadi pilihan untuk narasi yang bersifat ekspresif. Misalnya: alhamdulillah, duh, ih, cih, yuk, wah, wow, amboi, ah, lho, dan lain-lain.
Contoh penulisan di dalam judul:
Jangan Takut, Menulis Itu Mudah, lho
Ini Dia Resep Ampuh Kecantikan, yuk, Simak
Terakhir, tak jarang kita harus menggunakan kata ulang pada judul yang akan kita tulis. Untuk mengetahui cara penulisannya, pertama-tama kita harus mengenali bentuk kata ulang tersebut.
Baca Juga: Rusia Merencanakan Tanggapan Asimetris terhadap Tindakan Tidak Ramah Barat
Kata ulang bisa didefinisikan sebagai kata yang telah mengalami pengulangan (reduplikasi) pada kata dasarnya. Kata ulang murni (dwilingga) dan kata ulang semu harus ditulis dengan huruf kapital di setiap awal kata, karena sifatnya yang bisa dibilang tidak mengalami perubahan.
Contoh penggunaan kata ulang berubah bunyi di dalam judul: Sayur-mayur, Gerak-gerik, Karut-marut, Serba-serbi. Sedangkan kata ulang berimbuhan: Tolong-menolong, Tarik-menarik, Bersalam-salaman, Berjalan-jalan.
Contoh penggunaan kata ulang murni di dalam judul: Biri-Biri, Kupu-Kupu, Sayap-Sayap, Kecil-Kecil, Besar-Besar.
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*