Klikanggaran.com – Hari Minggu masih bersama hamparan virus covid, lagi-lagi ada pesan masuk di WhatsApp yang salah satunya membahas tulisan. “Kak, aku pernah baca di salah satu puisi Kakak, Kak Rose bilang bahwa tulisan adalah lidah hati. Maksudnya apa, Kak? Apa hubungan lidah dengan tulisan?” Demikian isi pesan itu, disusul satu pesan lagi berbunyi, “Kak, sibuk ga? Ajarin nulis, dong. Gimana caranya nulis yang baik?”
Sebenarnya luas makna “tulisan adalah lidah hati”. Salah satunya adalah bagaimana tulisan Anda mencerminkan diri Anda, apa yang sedang Anda pikirkan, bagaimana pola pikir Anda dalam banyak hal, kehati-hatian dalam menulis pun menyampaikan ide, dan lain sebagainya. Akan tetapi, di sini saya akan membahas seputar bagaimana cara melahirkan tulisan yang sedap dibaca, seperti inti dari pertanyaan yang disampaikan pada saya melalui pesan WhatsApp tadi.
Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya manusia itu satu-satunya makhluk penulis. Bayangkan betapa bangga kita ini, menjadi satu-satunya makhluk, yang bisa menulis. Tentu saja ada syaratnya, yaitu mau mengolah diri dan berlatih secara terus menerus. Bukan bim salabim lantas jadilah sebuah artikel tulisan. Bukan pula mak jleb sret-sret lantas tulisan bagus dan enak dibaca. Tulisan adalah lidah hati Anda, maka jagalah tulisan seperti Anda menjaga lidah.
Selera dan Cara Menulis
Bagaimana soal selera dan cara menulis, mendapatkan dan menuang ide? Pertanyaan tentang cara menulis yang enak dibaca dan bagaimana-bagaimana lain ini sering datang. Ini salah satu yang sering ditanyakan pada saya, “Kak, gimana sih, caranya agar bisa nulis?”, dan sebagainya.
Kawula muda pasti paham betul bahwa setiap pribadi pasti mempunyai selera atau caranya sendiri untuk menuang ide ke dalam tulisan. Gimana sih, cara yang enak atau lebih mudah untuk menuang ide menjadi tulisan? Semoga saya tidak salah menjawab, bahwa kita ini sebenarnya masih dan akan terus dalam proses belajar menulis. Tak akan begitu saja menjadi enak, dan tak akan begitu saja menjadi mudah. Jika Anda ingin menulis dengan cara yang mudah dan menggugah selera untuk dibaca, maka pertama rajinlah membaca. Dari banyak membaca Anda akan mendapat banyak pelajaran dan ilmu, juga pengalaman dalam menulis. Antara menulis dan membaca harus selalu seiring sejalan.
Saya sendiri, mungkin 80 persen waktu saya, banyak saya gunakan untuk berenang di samudera tulisan, baik untuk menulis maupun mengedit. Tiap detik dan tiap barisan tulisan saya pun masih selalu banyak yang salah dan harus saya perbaiki. Sebab memang begitulah rumus dan resep kehidupan, tak ada yang sempurna di dunia ini. Maka bagi para kawula muda yang ingin menulis atau menjadi penulis, teruslah belajar dan banyaklah membaca. Teruslah asah pena batin kalian, belajarlah kemudian mencoba, belajar lagi lalu mencoba lagi, dan seterusnya.
Misalnya dalam hal tata bahasa, dari sisi ini saja tata bahasa Indonesia terus mengalami perubahan. Kondisi ini tentu saja menuntut kita untuk terus belajar dan belajar. Langkah berikutnya dari belajar apa? Berlatih dan mau menerima masukan. Ini penting karena masukan adalah lahan kita untuk menjadi lebih baik dalam menulis. Pelajari baik-baik tata bahasa Indonesia, kemudian implementasikan dalam tulisan kalian.
Teknik dan Hal-Hal Penting dalam Menulis
Kemudian bagaimana perkara teknik? Saya melihat banyak sekali berkeliaran di halaman rumah Mbah Google soal ini. Bagaimana kita harus memperhatian jenis tulisan, mempertimbangkan pembaca, menentukan tema dan ide, kemudian mengembangkan tema dan ide itu.
Tak kalah adalah, layaknya garam dalam masakan, ejaan yang disesuaikan (tata bahasa) dan penyuntingan (editing) adalah garam dalam sebuah tulisan. Jangan pernah mengandalkan editor dalam segala kesempatan menulis. Asah tulisan kita dengan cara sesering mungkin mengedit sendiri, baru kemudian minta pendapat orang lain, baru kemudian sampai ke tangan editor.
Terakhir, gaya dan jenis tulisan. Bahwa gaya tulisan kita nantinya akan menjadi tanda pengenal kita di mata pembaca, semacam id card gitu. Si ana gaya nulisnya meliuk, si anu melompat, kemudian si ini salto. Itu sekian persen pasti, pembaca akan mengenali Anda lewat tulisan yang Anda goreskan. Lugaskah, seksikah, mendayu-dayukah, atau bagaimana?
Terakhir berikutnya, sebelum melempar tulisan ke pembaca, tentukan dulu apa yang akan ditulis. Apakah berupa opini, penyampaian fakta, berita, puisi dan cerpen, atau sekedar untuk hiburan saja. Sebab ini akan mempengaruhi tahapan-tahapan menulis berikutnya, serta pesan yang akan disampaikan dalam tulisan kelak. Jagalah tulisan Anda seperti Anda menjaga lidah, niscaya akan lahir tulisan yang lezat untuk disantap.
Salam sehat selalu, salam saling sayang dalam menulis, salam saling menjaga lidah. Selamat ngopi sambil apa saja.
Baca juga: Bisik-Bisik di Bawah Selimut
Baca juga: Belajar dari Film Selesai, Apa yang Ingin Disampaikan Tompi?