Namun, tak dapat dimungkiri bahwa faktor internal tersebut juga merupakan dampak dari penerapan sistem kehidupan kapitalisme-sekularisme. Sistem pemerintahan yang cenderung kapitalistik telah menyerahkan seluruh urusan rakyat pada individu/swasta.
Pada kenyataannya, penerapan ekonomi kepitalis memang menimbulkan kesenjangan sosial serta sikap individualisme yang tinggi. Alhasil, kemiskinan dan ketimpangan yang semakin tinggi bisa memicu meningkatnya kriminalitas. Terlebih sanksi peradilan hari ini tidak bersifat menjerakan sehingga pelaku kejahatan akan terus bertambah.
Adapun, pemahaman sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan akan melahirkan generasi yang tidak paham akan agamanya sendiri. Kehidupan sekularisme juga menyebabkan seseorang bertindak hanya berdasarkan kehendaknya tanpa takut dosa dan mengabaikan standar hal-haram.
Dengan demikian, sudah dapat dipastikan jika pandangan hidup seseorang berlandaskan pada sekularisme, ia akan menjadi pribadi yang kehilangan arah dan tidak memahami tujuan hidup yang sebenarnya, yakni beribadah kepada Allah Ta’ala. Hidupnya hanya akan berorientasi pada keinginan semu duniawi dan mengejar pemuasan nafsu semata.
Benar bahwa kapitalisme-sekularisme telah membentuk kepribadian masyarakat menjadi lemah, bahkan salah dalam menjalani kehidupan. Himpitan ekonomi yang membuat seseorang merasa tidak bisa eksis dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya cenderung menjadi sebab ia melakukan tindak kejahatan tanpa peduli dengan aturan syariat.
Baca Juga: Haneen Akira adalah Istri Pertama Ustaz Hanan Attaki, Ini Profilnya
Anggapan bahwa hidup harus selalu senang juga cenderung membuat masyarakat hoopless saat menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Seseorang yang lupa atau bahkan tidak memahami tujuan hidup sesungguhnya akan gagal dalam menjalani kehidupnya.
Sistem Islam Menuntaskan Permasalahan Umat
Semua itu berbeda dengan Islam yang memiliki sistem kehidupan yang khas dan sistem pemerintahan yang fokus pada terpenuhinya kebutuhan umat. Sistem kehidupan akan berlandaskan pada akidah Islam.
Umat paham benar bahwa taat pada aturan syariat akan dapat menyelamatkan kehidupan mereka. Sedari dini, umat dipahamkan bahwa tujuan mereka hidup adalah untuk beribadah kepada Allah Taala. Alhasil, standar perbuatannya adalah rida-Nya dan tolok ukur perbuatannya adalah halal-haram.
Pemahaman ini akan menguatkan iman kaum muslim, terlebih saat Ramadan. Umat akan disibukkan dengan amalan saleh sehingga jauh dari perbuatan sia-sia, apalagi yang mengundang murka-Nya. Inilah kontrol internal yang menjadi jaminan minimnya berbagai kejahatan, bahkan hilang.
Selain itu, sistem pemerintahan Islam akan memosisikan rakyat sebagai fokus kerja penguasa dengan sangat memperhatikan kesejahteraan umat. Penguasa menjamin seluruh kebutuhan hidup rakyat karena fungsi pemimpin dalam Islam adalah sebagai pengurus dan pelindung umat.
Dalam pemerintahan Islam, sistem peradilan juga sangat terkenal dengan sanksinya yang menjerakan. Pelaku pencuri, misalnya, dihukum potong tangan. Sanksi ini akan dapat menurunkan angka kriminalitas sehingga keamanan umat akan terjamin.
Dalam mewujudkan semua itu, Islam membangun kehidupan yang aman dan tenteram dengan kekuatan tiga pilar, yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan peran negara yang menerapkan aturan Islam secara sempurna. Negara akan menjadi pihak sentral dalam mengatasi seluruh permasalahan, termasuk memberantas kejahatan.
Artikel Terkait
Bansos dan Segala Polemiknya
Inilah Langkah-langkah Melaporkan Pungli Bansos dan Pasal yang Menjerat
Kakao di Tana Luwu; Nostalgia, Tantangan, dan Harapan
Beras Langka, Salah Siapa?
Psikologi Sastra: Sebagai Masalah Manusia yang Melukiskan Potret Jiwa
Analisis Struktural Cerpen 'Biarlah Dia Pergi': Studi Kasus tentang Patah Hati dan Pemulihan
'Kau Tetap Misteri': Simfoni Rindu yang Menggetarkan Jiwa dan Menggema dalam Kehidupan Nyata
Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang, Bagaimana Islam Mengatasinya?
Kampus Mengajar Angkatan 7 Sudah dimulai, Inilah Kewajiban dan Hak Mahasiswa