Meningkatnya Kejahatan saat Ramadan Akan Tuntas dengan Penerapan Sistem Islam

photo author
- Sabtu, 6 April 2024 | 08:12 WIB
Gambar hanya ilustrasi (Pixabay/ Kashif_Malik)
Gambar hanya ilustrasi (Pixabay/ Kashif_Malik)

Namun, tak dapat dimungkiri bahwa faktor internal tersebut juga merupakan dampak dari penerapan sistem kehidupan kapitalisme-sekularisme. Sistem pemerintahan yang cenderung kapitalistik telah menyerahkan seluruh urusan rakyat pada individu/swasta. 

Pada kenyataannya, penerapan ekonomi kepitalis memang menimbulkan kesenjangan sosial serta sikap individualisme yang tinggi. Alhasil, kemiskinan dan ketimpangan yang semakin tinggi bisa memicu meningkatnya kriminalitas. Terlebih sanksi peradilan hari ini tidak bersifat menjerakan sehingga pelaku kejahatan akan terus bertambah.

Adapun, pemahaman sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan akan melahirkan generasi yang tidak paham akan agamanya sendiri. Kehidupan sekularisme juga menyebabkan seseorang bertindak hanya berdasarkan kehendaknya tanpa takut dosa dan mengabaikan standar hal-haram.

Dengan demikian, sudah dapat dipastikan jika pandangan hidup seseorang berlandaskan pada sekularisme, ia akan menjadi pribadi yang kehilangan arah dan tidak memahami tujuan hidup yang sebenarnya, yakni beribadah kepada Allah Ta’ala. Hidupnya hanya akan berorientasi pada keinginan semu duniawi dan mengejar pemuasan nafsu semata.

Benar bahwa kapitalisme-sekularisme telah membentuk kepribadian masyarakat menjadi lemah, bahkan salah dalam menjalani kehidupan. Himpitan ekonomi yang membuat seseorang merasa tidak bisa eksis dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya cenderung menjadi sebab ia melakukan tindak kejahatan tanpa peduli dengan aturan syariat.

Baca Juga: Haneen Akira adalah Istri Pertama Ustaz Hanan Attaki, Ini Profilnya

Anggapan bahwa hidup harus selalu senang juga cenderung membuat masyarakat hoopless saat menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Seseorang yang lupa atau bahkan tidak memahami tujuan hidup sesungguhnya akan gagal dalam menjalani kehidupnya.

Sistem Islam Menuntaskan Permasalahan Umat

Semua itu berbeda dengan Islam yang memiliki sistem kehidupan yang khas dan sistem pemerintahan yang fokus pada terpenuhinya kebutuhan umat. Sistem kehidupan akan berlandaskan pada akidah Islam.

Umat paham benar bahwa taat pada aturan syariat akan dapat menyelamatkan kehidupan mereka. Sedari dini, umat dipahamkan bahwa tujuan mereka hidup adalah untuk beribadah kepada Allah Taala. Alhasil, standar perbuatannya adalah rida-Nya dan tolok ukur perbuatannya adalah halal-haram.

Pemahaman ini akan menguatkan iman kaum muslim, terlebih saat Ramadan. Umat akan disibukkan dengan amalan saleh sehingga jauh dari perbuatan sia-sia, apalagi yang mengundang murka-Nya. Inilah kontrol internal yang menjadi jaminan minimnya berbagai kejahatan, bahkan hilang.

Selain itu, sistem pemerintahan Islam akan memosisikan rakyat sebagai fokus kerja penguasa dengan sangat memperhatikan kesejahteraan umat. Penguasa menjamin seluruh kebutuhan hidup rakyat karena fungsi pemimpin dalam Islam adalah sebagai pengurus dan pelindung umat.

Baca Juga: Tak Terima Apa yang Dikatakan di di Podcast, Nikita Mirzani Sebut Keluarga Vadel Badjideh ada yang jadi Pembunuh

Dalam pemerintahan Islam, sistem peradilan juga sangat terkenal dengan sanksinya yang menjerakan. Pelaku pencuri, misalnya, dihukum potong tangan. Sanksi ini akan dapat menurunkan angka kriminalitas sehingga keamanan umat akan terjamin.

Dalam mewujudkan semua itu, Islam membangun kehidupan yang aman dan tenteram dengan kekuatan tiga pilar, yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan peran negara yang menerapkan aturan Islam secara sempurna. Negara akan menjadi pihak sentral dalam mengatasi seluruh permasalahan, termasuk memberantas kejahatan.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Bansos dan Segala Polemiknya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X