“Saya bertemu dengannya dalam perjalanan ke stasiun tadi siang.”
Lelaki tua itu menghela napas panjang, kemudian berdiri perlahan. Dia menatap tajam, tepat ke bola mata Mayang.
“Bapak siapa?”
“Sebuah kebetulan yang sangat ajaib.”
“Maksud Bapak?”
“Berikan saya alamat dan nomor Adik yang bisa dihubungi, nanti kita bicara dalam situasi yang lebih tenang.”
Mayang mencoba duduk, kemudian mencari kertas di dalam tas ranselnya. Masih diliputi tanda tanya gadis itu menuliskan alamat dan telepon rumahnya, lalu memberikannya pada lelaki tua itu. setelah mengucacapkan terima kasih lelaki itu segera menghilang ke gerbong lain.
Perlahan Mayang menyandarkan tubuhnya di kursi. Matanya menerawang ke luar jendela, mencari wajah pias dalam kegelapan. Tiba-tiba hatinya merintih bersama jeritan peluit panjang kereta, mencari bentuk wajah pias di antara kabut pembatas. Kerinduan yang menyakitkan menerpa hatinya, membuatnya berharap wajah itu hadir kembali. Dan sunyi.
*
Mungkin teman Anda tertarik dengan cerbung ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*
Artikel Terkait
Cerbung: Cicak Jatuh di Halaman
Cerbung: Cicak Merayap di Dinding
Cerbung: Samudra di Lautan Malas
Cerbung Samudra Ingin Kembali
Cerbung: Tirai Hitam di Antara Dua Hati
Cerbung: Tirai Hitam di Hati Venerose
Cerbung: Wajah Pias dalam Pelukan
Cerbung: Tanda Cinta di Wajah Pias