“Dia berkembang lebih cepat dari hembusan napas, dan pergi tiba-tiba tanpa bertanya dulu padamu, apakah kau mengizinkannya pergi atau tidak. Kalaupun kau izinkan dia pergi, maka dia tak akan tinggalkan bekas, tapi jika kau masih mencarinya, dia akan meninggalkan noda hitam yang kelak akan membuatmu terlelap dalam pencarian.”
Itulah kalimat Atma yang sedang direnungkan Puniawati. Duduk menekuni kepulan asap putih dan secangkir kopi, hatinya masih membisikkan rindu dan cinta yang tak mungkin diraihnya.
Mempertanyakan cinta di antara dirinya dan Aji bagi Puniawati sudah tak ada gunanya lagi. Dia merasa seperti sudah tak mengenali suaminya lagi. Aji makin tertutup padanya, terutama soal bisnis.
Sementara membahas cinta antara dirinya dan Atma? Puniawati mengibaskan kepalanya, mencoba kembali ke dunia nyata.
“Sudahlah. Atma hanya ada di dalam mimpi, aku hanya bisa bertemu dengannya di dalam mimpi, untuk apa aku memikirkannya?” gumamnya sendiri sambil menatap angina malam.
“Aku akan menikmati semua apa adanya, dengan sederhana,” gumamnya lagi, lalu meneguk kopi sekaligus aromanya.
“Kau selalu katakan cinta walau hanya dalam mimpi, Atma. Walau getir aku menikmatinya, karena aku juga mencintaimu.” Mengisap kretek.
“Benarkah kamu mencintaiku?”
Baca Juga: Menko Polhukam dan Mendagri Kunjungi Pulau Sekatung dan Pulau Laut yang Berbatasan dengan Vietnam
Tiba-tiba Aji sudah berada di depannya dan berlutut dengan wajah berbinar. Matanya tak lepas dari Puniawati yang wajahnya pucat pasi seketika bagai bulan merintih. Kesadarannya bagai tombak menancap pada rindu yang segera terputus. Matanya nyalang menatap Aji, antara takut dan rasa bersalah.
“Apa?” tanya Puniawati, tak tahu apa yang harus dia ucapkan.
“Barusan kamu bilang, kamu mencintaiku. Benarkah itu?”
“Oh, ya benarlah, kan aku istrimu, Mas.” Semakin pucat.
“Bukan terpaksa?”
Artikel Terkait
Novel Melukis Langit 1, Memeluk Prahara
Novel Melukis Langit 2, Gumpalan Awan Hitam
Novel Melukis Langit 3, Pertemuan
Novel Melukis Langit 4, Keputusan
Novel Melukis Langit 5, Perselingkuhan
Novel Melukis Langit 6, Kenyataan Pahit
Novel Melukis Langit 7, Cintanya Ditelan Laut
Novel Melukis Langit 8, Bersenggama dengan Laut
Novel Melukis Langit 9, Gadis di Pangkuannya
Novel Melukis Langit 10, Seorang Gadis Lain di Sebuah Mahligai