Novel Melukis Langit 5, Perselingkuhan

photo author
- Minggu, 7 November 2021 | 21:16 WIB
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

Baca Juga: Perhitungan Biaya Angkut Tongkang Batubara Pupuk Kaltim Tak Sesuai, Ada Pemborosan Rp6,3 Miliar

Puniawati mengisap kretek dengan kuat, sekuat jemarinya yang halus meremas ponsel dalam genggaman, kemudian menghembuskan asap sekali hentak. Dia ingin meyakinkan diri bahwa dadanya benar-benar telah longgar. Berkali-kali gerakan itu diulangnya, namun tarikan napsnya masih saja tersendat.

Ditekannya topi agar lebih menutupi wajah yang sedang menahan tangis dan marah. Matanya sedetik pun tak mau lepas dari lorong berpintu sekian. Di sana suaminya sedang bernyanyi dengan ceria di salah satu ruangan karaoke ditemani seorang gadis.

Sesekali mereka keluar ruangan, ke kamar mandi, terkadang memanggil pelayan, sesekali hanya sekedar berdiri tak jauh dari pintu. Seorang gadis bergelayut manja di lengan Aji, membisikkan sesuatu, lalu tertawa gembira.

Puniawati menatap lekat pemandangan menyakitkan di depan matanya. Pikirannya sibuk menimbang, tindakan mana yang paling bijak. Apakah dia harus diam menyaksikan tingkah suaminya itu atau menemuinya dan melabrak gadis yang sedang bersamanya?

Baca Juga: Ernest Prakasa Meminta Maaf dan Menghapus Soal Cuitan Eksploitasi Gala Sky, Bagaimana Respons Fuji?

Tidak, biasanya istri akan memaki suaminya dan mengajak pulang. Tidak, Puniawati tidak ingin melakukan hal itu. Dia tidak melakukan apa pun. Tubuhnya berdiri seperti patung. Hanya tangannya yang bergerak, sibuk dengan topi dan kretek.

Sekian jam berlalu, dari jauh Puniawati lagi-lagi hanya bisa mempermainkan kepulan asap kretek, bimbang. Tubuhnya mulai limbung, bersandar di sudut dinding yang mendadak menjadi terasa sangat dingin, tinggi, dan kekar. Puniawati merasa, dinding itu seperti ingin membungkus tubuhnya, lalu dengan buas melumat tubuh ringkihnya.

Hati Puniawati teramat sangat sakit, tapi tak ingin menyakiti suaminya dengan mempermalukan dia di depan gadis itu. Matanya perih, tapi pandangannya tak mau lepas dari pintu itu. Berkali-kali pertanyaan dari pegawai karaoke diabaikannya.

Ya, Puniawati tak peduli. Dia hanya ingin segera membuat keputusan, apa yang harus dia lakukan. Suaminya ada di dalam salah satu ruangan itu dan dia hanya bisa berdiri mematung di luar.

Baca Juga: Kementerian PUPR: Kecepatan di Jalan Tol Sudah Diatur, Jalan Bebas Hambatan 60-100 Km/Jam

Malam-malam belakangan Puniawati merasa gelisah tanpa tahu alasannya. Jika Aji pulang larut malam bahkan hampir pagi, itu hal biasa bagi Puniawati. Segala cara dilakukan Puniawati untuk mencari tenang, tapi gelisah tetap menyertainya di setiap sujud.

Sampai pada satu malam Puniawati melihat lagi kelebatan-kelebatan dan bayangan hitam dalam dzikir dan doanya. Awalnya Puniawati tak memahami tentang apa lagi kelebatan itu ingin bicara, dan dia mencoba untuk mengabaikannya.

Tiba-tiba pada malam ketiga dilihatnya wajah Aji melintas dalam mimpi, hingga Puniawati harus terbangun bermandi keringat. Bukan wajah Aji yang membuat Puniawati terbangun bermandi keringat, tapi ada bayangan perempuan di balik punggung Aji.

Setelah tiga malam berturut-turut Puniawati mendapati mimpi yang sama, malam ini dicobanya untuk tetap tenang dan mengosongkan pikiran sebelum tidur, tapi tak jua bertemu tenang. Puniawati segera keluar kamar dan membangunkan suster pengasuh untuk berpindah tidur ke kamar putra bungsunya. Mengikuti petunjuk dari mimpi, Puniawati melajukan mobil menyusuri kota.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Puisi Basi untuk Sang Maha

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X