Baca Juga: Bahaya, Puluhan Anak di Garut Berbaiat ke NII. Sebut Pemerintah RI Tagut dan Jahiliah.
“Baiklah, Bu, yang penting kita main-main dulu ke tempat wisata di sana yaaa,” jawab Rafli.
“Itu pasti, ayo kita diskusi!” ajakku.
Sore itu menjelang Magrib, kami pun berdiskusi. Entahlah ada rasa lega di dada ketika aku dan anak-anak berdiskusi. Rafa sebagai anak pertama, membuat internity perjalanan. Dia lebih mengerti karena dia sudah di kelas akhir SMA.
Si kembar Radit dan Rafli yang masih SMP juga memberikan ide-ide menarik. Kami pun mencari-cari di google tentang daerah Kuningan, Jawa Barat ini. Ternyata banyak sekali orang mengulas kampung halaman almarhum ayahku.
Baca Juga: Katanya, Cewek yang Punya Kumis Napsunya Besar, ups, Benarkah? Ini Fakta yang Perlu Anda Tahu!
Ah, sepertinya akan menyenangkan. Kebiasaan Ringgo memang mengajak kami naik gunung. Rafa pernah beberapa kali naik gunung, tapi masih gunung yang mudah trekkingnya. Seperti Gunung Gede dan Gunung Salak.
“Kita pergi tanpa Ayah, ya?” tanya Rafli tiba-tiba.
Aku tersenyum dan menjawab, “Kita saja, tanpa Ayah. Ibu bisa menyetir dan bergantian dengan Rafa. Kita ya kita, tanpa Ayah. Kita harus belajar menjadi kita saja. Ini adalah perjalanan pertama kita. Ayo, semangat!” teriakku.
Kuintip jendela ruang tv, langit memerah merekah mengiringi kepergian matahari. Di balik sana, bulan dengan setia menantikan pertemuannya dengan matahari. Aku ingin seperti mereka yang menghamba akan takdirnya.
Baca Juga: Lagi-Lagi Kelebihan Pembayaran di Kementerian PUPR, yang Ini di 14 Paket Pekerjaan
“Bu, ayo kita bersiap-siap untuk Sholat Magrib. Rafa sudah mulai terbiasa menjadi imam kami ketika sholat," katanya.
afa mulai dewasa dan jiwa memimpinnya mulai tumbuh. Air mata tiba-tiba saja mengalir ketika Raffa memimpin sholat. Allah maha baik, selalu saja memberikan bagian kebahagian saat bagian kesedihan melanda.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Semua perlengkapan mendaki sudah disiapkan. Kebutuhan untuk di Kuningan sudah disiapkan. Kami benar-benar bersemangat karena hampir enam bulan tidak pergi ke luar kota.
Baca Juga: Tertarik Mengajar di Bimbel? Yakin? Yuk, Cek Dulu Seluk-Beluk Menjadi Guru Bimbel
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Satu
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Dua
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Tiga
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Empat
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Lima, Rumah Kaca
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Enam