Baca Juga: Pergantian Tahun Baru Identik Berfoya-foya, Allah Tidak Menyukainya!
“Bukan serabi tapi sorabi. Sorabina sarebuan wae. Sorabi enakna didahar jeung tempe goreng. Enak neng.”
“Iya nek, saya mau 5 sorabi dan 5 tempe goreng, yang panas ya nek!” jelasku sambil menyerahkan uang di saku.
Uang Kembali diserahkan si nenek. Wow ternyata murah meriah. Harga sorabi hanya seribu dan tempe goreng pun seribu.
Setelah sarapan kami langsung menuju ke Cibulan. Berniat mandi pagi sekalian di sana. Suasana Cibulan lebih rapi dibandingkan 7 tahun yang lalu. Kami langsung menyebur walau agak geli karena kolam tersebut terdapat ikan-ikan besar.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Densus 88 Dibubarkan, Denny Siregar: Menyakiti Hati Banyak Orang
Jadi di Cibulan itu terdapat tiga kolam yang didalamnya ada ikan Cibulan (disebutnya ikan dewa) yang bisa dipakai untuk berenang. Konon katanya ikan-ikan itu datang sendiri tanpa ada yang menaruhnya. Ikan dewa tersebut adalah sejenis ikan kancra bodas.
Almarhum ayah pernah menceritakan bahwa ikan-ikan tersebut adalah jelmaan prajurit-prajurit Kerajaan Siliwangi yang membangkang. Airnya sangat dingin yang ternyata air itu berasal dari gunung Ciremai. Oh, iya tiket masuk hanya 20.000.
Setelah kita mandi, aku mengajak anak-anak menuju tujuh sumur yang satu lokasi dengan pemandiannya. Katanya kita bisa meminta apa saja di sana maka akan dikabulkan. Aku mengingatkan anak-anak untuk tidak mengikuti mitos tersebut, itu musyrik.
Baca Juga: Tanggapi Direktur Pencegahan Densus 88, Fadli Zon: Sebaiknya Densus 88 Dibubarkan
Penjelasan penjaga di sana bahwa tujuh sumur itu adalah tempat peristirahatan Parabu Siliwangi. Kita bisa mencuci muka di setiap mata air tersebut. Segar sekali airnya.
Setelah dari Cibulan, kita langsung cek in di Grage Sangkan Hotel. Ini adalah hotel yang berdiri sejak tahun 90an. Seingatku hotel ini adalah hotel paling bagus di Kuningan. Namun sekarang sudah banyak hotel bahkan Horison pun sudah ada.
Kami langsung memasukan semua perlengkapan ke kamar dan kami langsung keluar hotel menuju museum Linggarjati.
Sesampainya di Museum Linggarjati yang tak jauh berbeda dengan tujuh tahun lalu. Aku jadi rindu Ayah. Raffa sangat menikmati tempat sejarah tersebut. Mungkin Raffa tahu mengenai sejarah tersebut karena pasti disampaikan oleh gurunya. Sedangkan Rafli dan Radit terlihat bosan dan memintakku untuk outbound saja. Setelah dari museum, tak jauh dari musem terdapat outbound, maka kami pun melakukan outbound.
Baca Juga: Siap-siap! Kejagung Bakal Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi di LPEI Pekan Depan