KLIKANGGARAN -- Sektor pendidikan adalah kunci utama dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Membangun SDM yang unggul semakin menemukan momentumnya di era perkembangan teknologi di mana kondisi zaman semakin cepat berubah.
Ke depan, sepertinya dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi jalan terjal mengingat sektor pendidikan kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang hinggi kini belum terselesaikan. Kondisi inilah yang diuraikan dalam buku terbaru karya Imam Syafei berjudul Potret Pendidikan Indonesia.
Kalau mau jujur, pendidikan Indonesia memang masih menghadapi banyak persoalan. Di antara persoalan yang dibahas oleh Imam Syafei dalam bukunya adalah masalah pemerataan pendidikan, krisis karakter siswa, kompetensi guru, dan tantangan dunia pendidikan di era digital.
Baca Juga: Diduga Kangkangi Aturan, Disbunnak Batang Hari Akan Surati PT HAL
Pertama, pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan menjadi hak bagi setiap warga negara. Pemerintah melalui perundang-undangan mengatur sedemikian rupa agar warga negara memperoleh kesempatan pendidikan. Namun demikian, persoalan silih berganti mengiringi usaha dalam mewujudkan pemerataan pendidikan tersebut.
Kesenjangan pendidikan yang dibiarkan berlarur-larut akan berpengaruh terhadap akses sumber daya ekonomi, sehingga berdampak juga pada kesenjangan ekonomi. Karenanya, pengurangan kesenjangan pendidikan antardaerah perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua ini (halaman: 10).
Kedua, karakter siswa. Para siswa adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa. Kelak mereka yang akan memimpin negeri ini. Maju atau tidaknya Indonesia di masa mendatang sangat ditentukan oleh para pemuda yang saat ini masih dalam proses berjuang menempa diri dengan pengalaman dan pengetahuan.
Baca Juga: Inggris Alami Biaya Hidup yang Kian Memburuk dengan Kenaikan 12,4 Persen
Sayangnya, belakangan ini kita dikagetkan dengan berbagai isu kekerasan yang melibatkan para pelajar. Tawuran adalah aksi kekerasan yang selalu diperankan oleh pelajar sebagai aktor utamanya. Maraknya tawuran antarpelajar menjadikan sebagian masyarakat pesimis akan masa depan bangsa ini. Pelajar yang seharusnya menjadi parameter majunya sebuah bangsa, kini tercoreng dengan aksi kekerasan dan premanisme (halaman: 28).
Artikel Terkait
Shang Chi, Performa Apik Tony Leung Yang Sayang Dilewatkan
No Time To Die, Suguhan Magnet Rapuh Pengantar Masa Pensiun Daniel Craig
Losmen Bu Broto, Wanita Berprinsip dengan Kebaya yang Anggun
Review Buku “The Gate to China” oleh Michael Sheridan: “The World According to China” oleh Elizabeth C Economy
Resensi Buku: Cara Hairus Salim Mengintip Indonesia
Sinopsis Novel 'Layangan Putus', Kisah Bapernya Mommy ASF yang Kini Viral
RESENSI BUKU: Hal-Hal yang Dibicarakan Ketika Raymond Carver Bicara Soal Cinta
Sagra: Dunia Warna-Warni Perempuan Ciptaan Oka Rusmini
Wow, Sangat Menarik Nih, Puisi 17 NKN dalam 5 Bahasa!
Pelisaurus dan Cerita Lainnya: Menertawakan Kegetiran Melalui Humor Segar Ala Gunawan Tri Atmodjo