KLIKANGGARAN--Tidak akan ada habisnya membicarakan perempuan. Tidak akan habis pula kisah-kisah untuk diceritakan. Perempuan selalu bisa menjadi daya tarik tersendiri, apalagi jika kisah-kisah tersebut berbalut konflik tebal nan pekat, yang memungkinkan orang berdecak kagum ketika menyimaknya, atau malah jatuh iba.
Tidak kurang juga penulis-penulis yang menjadikan perempuan sebagai tokoh utama dalam cerita-cerita yang mereka karang. Berwarna-warni karya mereka menghiasi jagat literasi. Ada yang mengharu biru dengan kisah pencapaian, ada pula yang berlatar merah darah oleh sengsara dan dukacita.
Selalu menarik jika membahas warna-warni dunia perempuan. Sebab, mereka adalah rahim, awal mula kehidupan. Seperti apa kehidupan yang mungkin muncul, semata-mata hasil perpaduan warna perempuan, serta karma di belakangnya. Dan, Oka Rusmini membawanya secara lembut kepada pembaca.
Dibuka oleh cerpen berjudul "Esensi Nobelia" yang berkisah tentang anak perempuan bernama Nobelia Prameswari. Selayaknya anak kecil, Nobelia pun memiliki pemikiran khasnya sendiri. Spons Nobelia amat tebal, ia mungkin sanggup menyerap buku-buku filsafat selayaknya ia menyerap ocehan ayahnya soal esensi menikmati makanan, yaitu hanya dengan membayangkan makanan itu masuk ke mulut tanpa harus menyentuhnya.
Baca Juga: Wow! Video Youtube Thariq Halilintar Jadi Trending di Berbagai Negara
Lucu, sekaligus terasa gelap, tentang bagaimana bocah polos menyerap begitu saja segala hal yang mereka lihat atau dengar. Ini juga terjadi dalam cerpen Putu Menolong Tuhan. Putu Prameswari Dewi melayangkan protes kepada Tuhan—melalui pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan kepada sang ibu—karena menjadi sesuatu yang egois, inginnya dirayu dan dimanja oleh sesajen.
Ibunya benar-benar senewen menghadapi rentetan pertanyaan Putu terkait ritual ibadah mereka. Mengapa harus dihaturkan sesaji? Mengapa Tuhan tidak suka orang jahat? Apakah Tuhan lelah karena harus menyingkirkan banyak orang jahat di muka bumi ini? Maka, Putu ingin menolong Tuhan, meringankan beban kerja Tuhan.
Tentu pembaca tidak akan mengira Oka Rusmini akan membawa kisah polos kanak-kanak itu menuju lubang hitam supermasif bernama pembunuhan. Putu sudah menolong Tuhan mengurangi satu orang jahat di bumi ini. Kata Putu, neneknya tidak akan lagi dengan jahatnya mengomeli sang ibu.
Baca Juga: Ingin Berpergian? Waspada 10 Provinsi ini Tertinggi Kasus Covid-19
Artikel Terkait
Eternals: Abaikan Rating Rendah, Sukses Menyihir Penonton
Shang Chi, Performa Apik Tony Leung Yang Sayang Dilewatkan
No Time To Die, Suguhan Magnet Rapuh Pengantar Masa Pensiun Daniel Craig
Losmen Bu Broto, Wanita Berprinsip dengan Kebaya yang Anggun
Review Buku “The Gate to China” oleh Michael Sheridan: “The World According to China” oleh Elizabeth C Economy
Resensi Buku: Cara Hairus Salim Mengintip Indonesia
Sinopsis Novel 'Layangan Putus', Kisah Bapernya Mommy ASF yang Kini Viral
RESENSI BUKU: Hal-Hal yang Dibicarakan Ketika Raymond Carver Bicara Soal Cinta