KLIKANGGARAN -- Siapa yang tidak kenal dengan novel Laskar Pelangi?
Novel Laskar Pelangi merupakan novel best seller Karya Andrea Hirata yang diadaptasi menjadi sebuah film.
Jalan ceritanya yang unik dan penuh perjuangan membuat kita membacanya dengan penuh haru.
Namun siapa sangka novel Laskar Pelangi ini memiliki beberapa tanda indeks jika kita meneliti lebih dalam lagi jika kita menelitinya dalam kajian semiotika.
Pertama, indeks yang ditemukan dalam novel tersebut adalah indeks perilaku.
Perilaku pada tokoh dalam novel ini meliputi karakteristik, seperti berikut.
Penuh semangat tinggi yang ada pada anak-anak SD Muhammadiyah, kekhawatiran yang ada pada murid-murid tersebut saat mengetahui sekolah mereka akan digusur.
Selain itu, mereka berpikiran sederhana ala anak-anak kampung, serta prilaku lainnya yang ada dalam novel tersebut.
Indeks prilaku ini membuat novel Laskar Pelangi memiliki tokoh-tokoh yang berbeda dan berkarakteristik.
Selanjutnya ada indeks pekerjaan tokoh. Pekerjaan tokoh yang berbeda dilakukan oleh berpendidikan tokoh rendah yang dan berpendidikan tinggi.
Tokoh yang berpendidikan tinggi menjadikan mereka juga mendapat pekerjaan yang tinggi pula di PN Timah atau sebaliknya Pendidikan yang rendah akan mendapatkan pekerjaan kecil dengan upah tenaga kerja yang kecil pula.
Indeks pekerjaan tokoh ini membuat kita mengerti bahwa Pendidikan sangat memengaruhi pekerjaan yang akan didapatkan kelak.
Kemudian ada indeks gaya hidup masyarakat lapisan atas dan juga lapisan bawah.
Gaya hidup masyarakat lapisan atas digambarkan pada oleh tokoh pada novel Laskar Pelangi yang hidup di lingkungan Gedong, yaitu perumahan mewah bagi petinggi PN Timah yang memiliki gaya hidup yang tinggi.
Artikel Terkait
Memahami Kesenian Minangkabau: Eksplorasi Antropologi Sastra dalam Cerpen "Berlibur ke Rumah Gadang"
Membongkar Warisan Budaya dalam Novel 'Gadis Kretek' Karya Ratih Kumala: Sebuah Studi Antropologi Sastra
Pendekatan Semiotika dalam Novel "Hujan" Karya Tere Liye: Pembersihan Emosional dan Spritual
Mengungkap Makna Tersembunyi dalam Novel “Ramal yang Dulu Kita Bawa Pergi” Karya Suci Berliana dengan Teori Semiotika Sastra
Analisis Hubungan Penanda dan Petanda dengan Teori Ferdinand de Saussure dalam Cerpen 'Robohnya Surau Kami Karya' Karya A.A. Navis