Kenyataan lainnya, istilah Islam Nusantara telah diterima oleh banyak ulama, bahkan telah menjadi tema utama Muktamar ke-30 di Jombang, Jawa Timur.
Tentu kita yakin para ulama tidak akan mendukung dan sepakat dalam kesesatan bila ia memang sesat. Ulama NU ribuan jumlahnya, tentu tidak bisa disandingkan dengan beberapa tokoh yang berbeda.
Meski demikian, saya tetap husnuzzon bahwa pandangan negatif itu berangkat dari rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap umat, hanya beda cara memandangnya. Saya tidak mengharap harus sama pandangan kita, namun setidaknya ada ruang toleransi terhadap perbedaan pandangan dengan semangat mencari kebenaran.
Diskusi yang termuat dalam gambar ini akan menghadirkan intelektual NU sekaligus kyai yang sangat mumpuni dan akan menguraikan dengan baik apa dan bagaimana Islam Nusantara itu.***
Artikel ini merupakan opini yang ditulis pleh K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Ketua KODI DKI Jakarta
Artikel Terkait
Penulis Asal Inggris dan Penista Agama Islam Salman Rushdie Ditusuk di New York, Boris Johnson Berkicau
K.H. Jamaluddin F. Hasyim: Perbedaan Pendidikan Islam dan Pendidikan Sekolah Modern
Habib Ja'far Sebut Islam itu Kata Kerja bukan Kata Benda, Begini Penjelasannya!
Inilah Pernyataan Menag Gus Yaqut tentang Islam dari Tanah Arab yang Ramai Diperbincangkan Publik
Ini Profil dan Sejarah Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis), Diduga Pelaku Pencopotan Stiker Gereja di Cianjur
Peluncuran Buku Poros Mataram Islam
Pemain Timnas Prancis Beragama Islam yang Wajib Kamu Ketahui sebelum Laga Final Lawan Argentina, Siapa Saja?
Piala Dunia dan Kontra Narasi Islam
Polemik Ucapan Selamat Natal dan Perayaan Tahun Baru: Ritual Umat Islam di Indonesia Setiap Akhir