Perbedaan dalam perkara Ushul ini akhirnya membedakan antara "kita" dan "mereka" atau diistilahkan sebagai "minna" dan "minhum".
Perbedaan dalam bidang Aqidah biasanya menggunakan istilah sesat, dan bahkan kafir.
Inilah ngerinya jika persoalan yang sebenarnya masuk ranah fiqhiyah dibawa ke ranah ushuliyah.
Efeknya mereka yang beda pendapat dianggap sesat atau malah kafir. Di sebagian kalangan Sunni misalnya, mereka memperlakukan kalangan beda aliran sebagai kafir.
Maka tidak ada toleransi bagi kaum Syi'ah misalnya, atau Islam Adat yang hidup di masyarakat tertentu.
Saya tidak bermaksud memberikan pendapat hukum soal ucapan Selamat Natal dan Perayaan Tahun Baru karena sadar bukan kapasitas diri ini untuk memberikan fatwa.
Saya cuma mengajak kita bertoleransi dalam perbedaan pendapat ini ,biarlah pendapat-pendapat yang ada itu sebagai kekayaan khazanah intelektual kita dan sebagai pilihan mana yang patut kita ikuti atau tidak.
Malam Tahun Baru memang berasal dari tradisi Kaum Masihi (Kristen), namun ia telah menjadi konvensi internasional soal penentuan waktu.
Jika kita menolak ikut karena berpandangan semacam itu, tapi libur dan kumpul keluarganya tetap kita bisa manfaatkan sebagai halalan thoyiban.
Bukankah silaturahmi itu diajarkan dalam agama, atau menyenangkan keluarga juga sedekah yang sangat besar pahalanya?
Salam cerdas!***
Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Ketua KODI DKI Jakarta
Artikel Terkait
Dokumen Bocor: Bagaimana Ukraina Berusaha Menarik NATO untuk Berperang dengan Rusia (Bag V)
Dokumen Bocor: Bagaimana Ukraina Berusaha Menarik NATO untuk Berperang dengan Rusia (Bag VI)
Napoleon Saja Dikalahkan Rusia, Apalagi...
Ketika Timnas Indonesia Menang Atas Curacao, Kata 'Aparat' Kok Begitu
Pentingnya Literasi Kritis bagi Calon Apoteker di Tengah Kecanggihan Teknologi dan Informasi
Perubahan Pola Marketing
Keniscayaan Pemberantasan Peredaran Narkoba
Reborn Rich: Do-jun Memanfaatkan Piala Dunia untuk Meningkatkan Sukses Penjualan Apollo
Piala Dunia dan Kontra Narasi Islam
Prediksi Bencana dan Diamnya Kaum Linuwih