Kesimpulannya, bahasa adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia mempersatukan peradaban; di sisi lain, ia bisa menjadi alat penghancur jika jatuh ke tangan yang salah. Kewaspadaan terhadap penggunaan bahasa dalam kejahatan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Masyarakat, aparat, dan pemerintah harus bersinergi untuk mematahkan setiap upaya kriminal yang bersembunyi di balik kata-kata. Hanya dengan memahami "bahasa musuh", kita bisa melindungi diri dari ancaman yang terselubung retorika.
Tindakan nyata dimulai dari kesadaran. Sudahkah Anda waspada hari ini?
Artikel ini merupakan sebuah opini yang ditulis oleh Sri Lestari, Mahasiswa Sastra Universitas Pamulang