Bahasa-Bahasa di Indonesia yang Terancam Punah: Perjuangan Menyelamatkan Warisan Budaya Nusantara

photo author
- Minggu, 2 Maret 2025 | 10:19 WIB
Ilustrasi (derivation)
Ilustrasi (derivation)

KLIKANGGARAN -- Indonesia, dengan kekayaan budaya dan keberagaman linguistiknya, adalah rumah bagi lebih dari 700 bahasa daerah. Namun, di balik keindahan keragaman ini, ada fakta memprihatinkan: sekitar 425 bahasa di Indonesia saat ini terancam punah.

Bahasa-bahasa ini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan identitas, tradisi, dan pengetahuan lokal yang unik. Jika tidak ada upaya serius untuk melindunginya, generasi mendatang mungkin tidak akan pernah mengenal warisan luhur ini.

Apa Itu Bahasa yang Terancam Punah?

Bahasa yang terancam punah adalah bahasa yang tidak lagi memiliki penutur aktif—baik sebagai bahasa pertama maupun kedua.

Berdasarkan data dari Ethnologue (2023), dari 7.168 bahasa yang masih hidup di dunia, sekitar 43% atau 3.078 bahasa dikategorikan sebagai "terancam punah."

Di Indonesia sendiri, lebih dari separuh bahasa daerah berada dalam kondisi kritis. Bahkan, beberapa bahasa seperti Tidung, Mentawai, dan Bungku hanya memiliki puluhan hingga ratusan penutur tersisa.

Penyebab utama kepunahan bahasa di Indonesia antara lain urbanisasi, minimnya dokumentasi, dan dominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Selain itu, globalisasi dan pengaruh media massa yang menggunakan bahasa-bahasa besar seperti Inggris semakin mempercepat proses ini.

Faktor-Faktor Penyebab Bahasa Terancam Punah di Indonesia

Urbanisasi dan migrasi menjadi salah satu penyebab utama. Banyak orang dari daerah pedalaman pindah ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Di kota-kota ini, bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi utama, sementara bahasa daerah mulai ditinggalkan.

Anak-anak muda yang lahir dan tumbuh di perkotaan cenderung tidak fasih berbahasa daerah karena lingkungan mereka lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia.

Selain itu, minimnya dokumentasi juga menjadi masalah serius. Sebagian besar bahasa daerah di Indonesia belum didokumentasikan secara sistematis. Tanpa rekaman audio, teks, atau kamus, bahasa-bahasa ini rentan hilang begitu para penuturnya meninggal dunia.

Sistem pendidikan di Indonesia juga sangat berfokus pada bahasa Indonesia dan bahasa asing seperti Inggris, sehingga bahasa daerah sering kali diabaikan, bahkan oleh generasi muda yang tinggal di daerah asal bahasa tersebut.

Dominasi bahasa besar seperti Jawa, Sunda, dan Minangkabau membuat bahasa minoritas semakin terpinggirkan. Meskipun bahasa-bahasa besar ini relatif lebih aman dibandingkan bahasa minoritas, bahkan mereka mulai kehilangan penutur muda karena pengaruh globalisasi.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Sesat Arah Efisiensi Anggaran

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X