Keteladanan dan Disiplin: Pilar Pembentukan Karakter Bangsa

photo author
- Kamis, 10 April 2025 | 09:47 WIB
Keteladanan dan Disiplin: Pilar Pembentukan Karakter Bangsa (Dok. Istimewa)
Keteladanan dan Disiplin: Pilar Pembentukan Karakter Bangsa (Dok. Istimewa)

Sayangnya, semangat disiplin ini sering kali luntur karena pola asuh yang terlalu permisif, lingkungan yang kurang mendukung, dan sistem pendidikan yang belum sepenuhnya membangun kesadaran dari dalam diri.

Disiplin bukan berarti keras, kaku, atau ketinggalan zaman. Justru, dalam dunia yang serba cepat ini, disiplin menjadi kebutuhan. Tanpa disiplin, potensi sebesar apa pun akan sia-sia. Banyak orang gagal bukan karena mereka tidak pintar, tapi karena tidak konsisten, tidak fokus, dan mudah menyerah.

Tantangan Karakter di Era Digital

Hari ini, anak muda tidak hanya berhadapan dengan tantangan di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. Media sosial bisa menjadi ruang belajar, tapi juga bisa menjadi ladang pembentuk karakter yang keliru. Budaya pamer, pencitraan, hingga ujaran kebencian tumbuh subur di ruang maya.

Tanpa filter nilai yang kuat, generasi muda bisa terjebak dalam dunia yang penuh ilusi. Keteladanan dan disiplin menjadi sangat penting dalam menghadapi ini. Pemuda yang tahu cara menyaring informasi, bersikap bijak di media sosial, dan tidak mudah terprovokasi akan menjadi agen perubahan yang sesungguhnya.

Pendidikan karakter bukan tugas sekolah semata. Ia tanggung jawab bersama: keluarga, masyarakat, media, dan pemerintah. Namun yang paling utama adalah kesadaran pribadi bahwa menjadi manusia berkarakter bukan hanya demi diri sendiri, tapi juga demi masa depan bangsa.

Keteladanan dan disiplin adalah nilai-nilai sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Mari kita mulai dari hal kecil: datang tepat waktu, berkata jujur, mematuhi aturan lalu lintas, menghargai orang tua, dan berbicara dengan sopan. Jika semua pemuda Indonesia menjadikan itu kebiasaan, maka sesungguhnya kita sedang membangun bangsa yang besar, dari dalam.

Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh Lina Marlina,S.Pd.,M.Pd . (Dosen Universitas Pamulang)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X