Segera pelayan menyingkir dari sana melihat situasi menjadi panas, tak kalah panas dengan sinar mentari di luar cafe. Sementara sepasang kekasih tersenyum simpul di sudut ruangan lain, memandang kedua remaja sedang berseteru cinta. TAMAT
|
Biasnya menerobos waktu dan segala tanda tanya hingga hati mempercayai rindunya, namun tetap saja ada batas pada layar ini untuk menjadi pijakan meniti langkah nyata, hingga dirimu lama tercenung pada siang yang terang saat layar itu kembali tertutup...
Jika Anda pikir teman Anda akan tertarik dengan artikel ini, mohon di-share kepadanya, terima kasih.
Artikel Terkait
Puisi Basi untuk Sang Maha
Monolog Sepatu Bekas
Cerpen: Wanita Jalang
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2