“Nggak mungkin aku membuka pintu untuk orang yang tak pernah mengetuknya, dan mana berani aku menebar cinta di sembarang tempat.”
“Tapi…”
“Sudahlah, jangan dibahas lagi, film dah hampir mulai, tuh.”
Baca Juga: Kerja Sama dengan PNM, Sandiaga Uno Berikan Akses pada 34 Juta Pelaku Parekraf
Kedua gadis itu berjalan menuju pintu yang sudah penuh dengan para mahasiswa yang sedang mendapat tugas mengupas sebuah cerita sastra. Sementara Rama masih menyandarkan dirinya pada tiang bisu, menatap dari kejauhan. Sampai kedunya lenyap di balik pintu dan dia berjalan diam-diam di antrian paling belakang.*
Bersambung...
Jika menurut Anda teman Anda akan tertarik dengan artikel ini, mohon di-share kepadanya, terima kasih.
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Cerpen: Wanita Jalang
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Satu
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Dua
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Tiga