Mayang tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Dia merasakan tubuhnya bergetar dan dingin. Perlahan gadis itu berjalan kembali ke tempat duduknya sambil mengumandangkan doa dan dzikir dalam hati. Matanya melirik ke jendela, dan wajah lelaki itu masih di sana, tersenyum memelas.
Baca Juga: Bikin Geram, Video Gaga Muhammad Ucapkan Bela Sungkawa dengan Wajah Sumringah
“Apa yang harus aku lakukan, Tuhan? Aku tak sanggup melihat wajah itu lagi. Mengapa sakit sekali rasanya? Hatiku kini begitu kesakitan dan sepi?” Mayang berbisik dalam hati.
Gadis itu berjalan kian limbung, dan tubuhnya terjatuh di lantai kereta. Kontan penumpang berpindah sibuk dengan tubuh Mayang. Mereka ramai saling berbisik, lalu mengangkat tubuh Mayang dan membaringkannya di kursi.
“Rupanya Mbak ini nggak tahan lihat darah, langsung pingsan gini.”
“Siapa yang bawa minyak kayu putih?”
Gaduh di gerbong itu baru mereda saat Mayang perlahan membuka matanya. Para penumpang kereta kembali ke tempat duduk masing-masing. Seorang lelaki tua sudah duduk bersila di lantai kereta di sebelah Mayang. Lelaki itu tersenyum menenangkan.
“Apa yang Adik lihat?”
Mayang ragu untuk menjawab. Matanya melirik ke jendela kaca diikuti pandangan lelaki tua di dekatnya.
“Dia sudah pergi.”
“Bapak melihatnya?”
“Ya. Jangan takut, saya tahu apa yang Adik lihat.”
“Tubuhnya tergeletak tak bernyawa tertabrak kereta, kenapa saya melihatnya di kaca jendela?”
“Lalu, apa lagi?”
Baca Juga: Petisi SPACE UNJ soal Pelecehan Seksual, Dosen Dinonaktifkan, dan Deteksi Dini Penyakit Mandul