Utang Indonesia Sentuh Rp9.138 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman dan Di Bawah 40 Persen PDB

photo author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 22:02 WIB
Menyoroti fakta di balik pernyataan Kemenkeu yang menyebut utang RI menembus Rp9.138 triliun. ( (Dok. Kemenkeu))
Menyoroti fakta di balik pernyataan Kemenkeu yang menyebut utang RI menembus Rp9.138 triliun. ( (Dok. Kemenkeu))

Baca Juga: Aksi Bela Palestina di Jakarta: Ribuan Massa Padati Kedubes AS, Nyanyikan “Heal The World” dan Kibarkan Bendera Raksasa


“Utang akan dibiayai oleh pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan menyebabkan kita mendapatkan penerimaan negara yang lebih tinggi juga,” tambahnya.

Risiko Kurs Dinilai Terbatas

Struktur utang Indonesia juga dinilai sehat karena sekitar 71–72 persen di antaranya dalam rupiah, dan sisanya 28–29 persen dalam valuta asing.
“Ini merupakan komposisi yang baik sehingga kita dapat mengelola risiko pergerakan kurs dengan baik,” ujar Suminto.

Dengan porsi dominan dalam rupiah, Indonesia dinilai tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi nilai tukar global.

Menkeu: Nominal Bukan Ukuran Utama

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, total utang sebesar Rp9.138 triliun masih dalam batas wajar dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran berlebihan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Gagal Tembus Piala Dunia 2026, Erick Thohir Minta Maaf dan Janji Lanjutkan Pembenahan Sepak Bola Nasional

“Kalau acuan utang bahaya besar atau enggak, itu bukan dilihat dari nominalnya saja, tapi diperbandingkan dengan ekonominya," kata Purbaya dalam sesi media gathering daring, Jumat (10/10/2025).

"Ini kan Rp9.000 triliun itu sekarang masih di bawah 39 persen dari PDB, kan? Jadi dari standar ukuran internasional, itu masih aman,” imbuhnya.

Purbaya kemudian membandingkan dengan negara lain seperti Jerman dan Amerika Serikat yang rasio utangnya di atas 100 persen, serta Jepang yang mencapai lebih dari 250 persen.

Meski demikian, ia memastikan pemerintah akan menekan penerbitan utang baru dengan memperbaiki efisiensi belanja negara.
“Ke depan kita akan cepat coba kontrol belanja pemerintah supaya lebih baik, sehingga yang enggak perlu-perlu saya bisa mulai potong,” tegasnya.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X