DPR Sentil Penerimaan Pajak Neto Anjlok: Harris Turino Peringatkan Ruang Fiskal 2026 Terancam Makin Tertekan

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 16:08 WIB
Anggota Komisi XI DPR Harris Turino soroti penurunan penerimaan pajak neto yang anjlok 3,9 persen.  ( (Instagram/harristurino))
Anggota Komisi XI DPR Harris Turino soroti penurunan penerimaan pajak neto yang anjlok 3,9 persen. ( (Instagram/harristurino))

 

(KLIKANGGARAN) – Anggota Komisi XI DPR, Harris Turino, melontarkan kritik keras terhadap kinerja penerimaan pajak yang menurutnya tidak sejalan dengan optimisme pemerintah.

Penurunan signifikan pada penerimaan neto disebut berpotensi mempersempit ruang fiskal menjelang penyusunan APBN 2026.

Dalam rapat dengan Dirjen Pajak Bimo Wijayanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 24 November 2025, Harris menyoroti perbedaan antara pertumbuhan bruto yang hanya naik tipis dengan capaian neto yang justru merosot.

Kenaikan bruto sebesar 1,8 persen, menurutnya, tidak menggambarkan kemampuan fiskal yang sebenarnya.

Baca Juga: Update Kasus Ibu Hamil Papua: Ketua DPR hingga Presiden Prabowo Perintahkan Audit Usai 4 RS Diduga Menolak Pasien

Penerimaan Neto Kembali Turun dan Belum Sentuh 75 Persen Target

Data yang disampaikan menunjukkan penerimaan neto baru mengumpulkan Rp1.459,03 triliun, atau lebih rendah 3,9 persen dibanding periode sama 2024 yang mencapai Rp1.517,5 triliun. Realisasi tersebut baru memenuhi 70,2 persen dari outlook penerimaan 2025 yang dipatok Rp2.077 triliun.

Harris menilai kondisi itu bisa menjadi tekanan besar karena target 2026 melonjak menjadi Rp2.357,7 triliun, atau naik 13,5 persen dari target tahun ini.

“Yang saya ngeri, target 2026 menjadi pertanyaan besar,” ujarnya.

Risiko Defisit Makin Lebar Jika Tren Rendah Berlanjut

Baca Juga: Como Klub Milik Djarum Salip Juventus Usai Bantai Torino 5-1: Talenta Muda U-23 Menggila dalam Laga Bersejarah Serie A

Ia juga menegaskan, apabila penerimaan tahun ini tidak mencapai target, lonjakan target tahun berikutnya akan terlihat semakin tidak realistis. Sebagai contoh, jika realisasi hanya 85 persen dari outlook, lonjakan yang dibutuhkan pada 2026 bisa mencapai 28,5 persen.

Outlook defisit APBN 2025 berada pada 2,78 persen dan diproyeksikan 2,68 persen pada 2026. Dengan pelemahan sejumlah sektor utama, menurut Harris, ketergantungan pada PPh Badan justru semakin berisiko.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X