Banding Gaya Efisiensi Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani: Dua Pendekatan Berbeda Menuju Stabilitas Fiskal RI yang Terkendali

photo author
- Rabu, 8 Oktober 2025 | 21:46 WIB
Menyoroti perbedaan konsep efisiensi Menkeu Purbaya dengan Sri Mulyani dalam mengelola anggaran negara ((Dok. Kemenkeu))
Menyoroti perbedaan konsep efisiensi Menkeu Purbaya dengan Sri Mulyani dalam mengelola anggaran negara ((Dok. Kemenkeu))

 

(KLIKANGGARAN) — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegasMenkeu Purbaya tegaskan efisiensi bukan pemotongan anggaran seperti era Sri Mulyani, tapi pengaturan arus kas agar dana tak menganggur.kan arah baru kebijakan efisiensi anggaran yang kini diterapkan di bawah kepemimpinannya.


Berbeda dengan Sri Mulyani Indrawati, pendahulunya di kursi Menkeu, Purbaya menolak efisiensi yang dimaknai sebagai pemangkasan atau pemblokiran belanja kementerian dan lembaga (K/L).

Menurutnya, efisiensi sejati adalah memastikan uang negara digunakan tepat sasaran dan tidak mengendap tanpa manfaat.

Baca Juga: Inilah Latar Belakang Pencopotan Kajari Jakarta Barat Hendri Antoro: Dugaan Aliran Dana Rp500 Juta dari Kasus Fahrenheit

“Coba define menurut anda efisiensi itu apa? (Mengurangi anggaran K/L) bukan efisiensi. Itu potong anggaran,” ujar Purbaya kepada wartawan di kantor Kemenkeu RI, Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025.

Efisiensi ala Purbaya: Atur Arus Kas, Bukan Pangkas

Purbaya menjelaskan efisiensi tidak berarti mengubah struktur anggaran, melainkan menata arus kas agar lebih produktif.
Dana yang tidak segera digunakan oleh satu kementerian bisa dialihkan ke program lain yang membutuhkan.

Baca Juga: Inilah Alasan Pemerintah Bangun Sekolah Garuda di Luar Jawa: Fokus pada Daerah 3T dan Pemerataan Pendidikan Nasional

“Saya pindahkan uang mengubah anggaran nggak? Nggak. Uangnya masih punya perintah. Tapi tempatnya beda,” jelas Purbaya.

Ia menambahkan bahwa dana yang menganggur justru menambah beban bunga utang negara.

“Setiap Rp100 triliun nganggur, saya bayar Rp6 triliun. Kalau nganggur Rp400 triliun, saya bayar Rp24 triliun. Saya bayar bunga untuk uang yang nggak dipakai,” terangnya.

Dengan sistem baru ini, Menkeu Purbaya ingin memastikan setiap rupiah di APBN berputar efektif dan tidak menimbulkan pemborosan.

Baca Juga: Inilah Fakta Terbaru Teror Bom di 3 Sekolah Internasional Tangsel–Jakut: Jejak Nomor Nigeria hingga Tebusan Rp497 Juta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X