resensi

Wow, Sangat Menarik Nih, Puisi 17 NKN dalam 5 Bahasa!

Minggu, 20 Februari 2022 | 08:48 WIB
Puisi 17 NKN (Ndopok Kepenak Nemen) dalam 5 Bahasa (dok. Istimewa)

Baca Juga: Viral! Kejari Bebaskan Tersangka Ranmor 'untuk Lahiran Istri', Simak Kronologisnya

Lalu, untuk Bahasa Arab dibantu diterjemahkan oleh K.H. Aminuddin Masyhudi sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Pruwatan Bumiayu serta sebagai Ketua Syuriah PC NU Kabupaten Brebes.

Buku Puisi 17 NKN dalam 5 bahasa, di dalamnya menggambarkan suasana Brebes dalam dinamika kehidupan dan perjalanan sejarahnya.

Muatan religi, ekonomi, histori, wisata, kekayaan dan keindahan alam serta pendidikan agama dan karakter sangat kental di dalamnya.

Buku ini juga mengandung makna dari angka-angka jumlah puisi dan bahasanya. Angka 17 merupakan angka yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena kita diingatkan dengan momentum proklamasi.

Baca Juga: Siapakah Livy, Crazy Rich yang Pernah Kerja Paruh waktu dan Kini Kaya Raya? Berikut Profilnya

Angka 17 juga juga berarti 17 rakaat sebagai kewajiban seorang muslim dan 17 Ramadhan sebagai turunnya petunjuk manusia, yaitu Alquran.

Sedangkan angka 5 menunjukkan filosofi dasar negara dan rukun Islam, serta adanya Mo Lima, yaitu tidak melakukan perbuatan menyimpang. Serta kita diajari untuk selalu menjaga 5 sebelum datangnya 5. Lima yang terakhir menunjukkan buku ini juga dibuat berkat kolaborasi 5 orang.

Buku yang mendapat sambutan langsung dari Bupati Brebes, Hj Idza Priyanti, S.E., M.H., serta mendapat kata pengantar dari Juri Ardiantoro, Ph.D. sebagai Deputi 4 Kantor Staf Presiden dan Rektor Unusia Jakarta.

Dua tokoh budayawan Brebes Tegalan memberikan sambutannya. Pertama, Dr. Maufur, M.Pd. sebagai penulis sastra Tegal Brebesan yang sekarang sebagai Rektor Universitas Bhamada Slawi.

Baca Juga: Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin Bela Ustaz Khalid Basalamah Terkait Wayang, Tidak Ada yang Salah!

Kedua, Drs. Atmo Tan Sidik budayawan penerima Anugerah Kebudayaan dari Kemendikbud RI kategori Pelestari dan Pengembang Budaya Komunitas, serta sebagai Duta Baca dan Pembina Rumah Literasi Waskita.

Buku ini diharapkan dapat dinikmati oleh para anggota masyarakat mulai pelajar maupun masyarakat umum baik di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

Walaupun buku ini digarap bersama, namun para penulis mengakui masih belum sempurna karya tersebut, khususnya dalam menerjemahkan dalam Bahasa Inggris dan Arab yang menggunakan Bahasa Arab biasa, bukan bahasa Arab yang terstandar sesuai kaidah-kaidah tertentu, namun diharapkan dapat dipahami oleh pembacanya.*** (Usw)

 

Halaman:

Tags

Terkini