Upacara ngaben bertujuan agar raga mayat yang meninggal dunia lebih cepat sampai pada Tuhan pemilik kehidupan.
Ngaben juga disebut sebagai pitra yadnya (lontar yama purwana tattwa). Pitra yang artinya leluhur atau orang yang mati, sedangkan yadnya adalah persembahan suci yang tulus ikhlas.
3. Tradisi Balian
Selain kedua tradisi yang sudah disebutkan di atas, Oka Rusmini juga mengenalkan suatu tradisi Bali yang lain yaitu Tradisi Balian yang dipakai dalam aktivitas tertentu masyarakat Bali.
Perlu diketahui, tradisi balian dilakukan saat mengobati seseorang yang sedang sakit.
Tradisi pengobatan yang dilakukan oleh balian ini, bagi masyarakat Bali disebut sebagai pengobatan tradisional yang dipercaya dapat memberikan keselamatan bagi orang yang sedang sakit.
Namun lebih dari itu, selain untuk menyembuhkan seseorang, Oka Rusmini menjelaskan dalam novelnya bahwa balian dapat mewujudkan keselamatan yang lain.
Salah satu contohnya adalah ketika orangtua Kenanga menginginkan anak lagi. Pada saat itu pula, orangtua Kenanga tersebut memanggil Balian agar dirinya bisa mengandung lagi.
Namun di balik itu, dalam proses pengobatannya Balian biasanya meminta banyak persyaratan, seperti banten sesaji tau hal-hal lainnya demi mewujudkan suatu keselamatan yang dipercaya itu.
Nah, itulah ketiga tradisi masyarakat Bali yang diperkenalkan oleh Oka Rusmini melalui novelnya yang berjudul Kenanga.
Dalam novel tersebut, Oka Rusmini menghubungkan antara aktivitas kehidupan masyarakat Bali dengan tradisi masyarakat Bali yang selalu berjalan secara berdampingan.
Dengan begitu, saat membaca novelnya, secara tidak langsung kita akan mengenal suatu kemegahan budaya masyarakat Bali dengan beberapa tradisi yang telah disebutkan tadi.
[Penulis: Nabila Maharani, Mahasiswa Universitas Pamulang]
Artikel Terkait
Sagra: Dunia Warna-Warni Perempuan Ciptaan Oka Rusmini
Wow, Sangat Menarik Nih, Puisi 17 NKN dalam 5 Bahasa!
Pelisaurus dan Cerita Lainnya: Menertawakan Kegetiran Melalui Humor Segar Ala Gunawan Tri Atmodjo
Quo Vadis Pendidikan Kita?
Inilah Cara Suksesi di Kerajaan Mataram Islam mulai dari Ki Ageng Pemanahan hingga Terbelahnya Mataram Islam
Cakra Manggilingan: Jangan Sekali-kali Mencela Pemimpinmu Secara Brutal, Jika Tidak Ingin Celaka
Gadis Kretek: Perbedaan Latar Pertemuan Jeng Yah dan Soeraja antara Novel dan Film
Aceh dan Lukisannya yang Berdarah: Sebuah Representasi Budaya
Pesugihan dalam Cerpen “Warung Penajem” Karya Ahmad Tohari
Menapaki Kekuatan Diri dan Spiritualitas dalam Cerpen 'Ada Tuhan' Karya Lianatasya