KLIKANGGARAN -- Hallo Klikers, apakah kalian pernah mendengar atau membaca nama Oka Rusmini?
Jika menyebutkan nama Oka Rusmini, dengan sekelebat, pikiran kita akan tertuju pada persoalan Bali dengan perkastaan.
Mungkin begitu yang terlintas dalam pikiran. Banyak pegiat sastra yang tentu mengenalnya karena Oka Rusmini konsisten membuat karya sastra yang berisi kritik tajam terhadap pengkotakkan kasta kehidupan masyarakat Bali.
Jika persoalan kasta merupakan hal yang sulit dimengerti untuk masyarakat di luar Bali, maka kita harus melenturkan hal tersebut dengan mengenal tradisi masyarakat Bali untuk sebuah pengenalan awal.
Nah, dalam novel Kenanga ini, Oka Rusmini seperti memperkenalkan sebuah bangunan budaya Bali yang sangat kompleks kepada pembacanya. Hal tersebut digambarkan melalui tradisi berikut.
1. Tradisi Leak Bali
Klikers tahu tidak apa itu trdisi leak Bali? Tradisi ini sering dipakai masyarakat Bali dalam kegiatan-kegiatan budaya tertentu.
Oka Rusmini melalui Kenanga memperkenalkan kesenian leak untuk menyadarkan seseorang dengan cara mengganti atau mengubah identitas dirinya dengan ilmu Leak.
Bagi masyarakat Bali, leak dapat dikatakan sebagai ilmu bermeditasi untuk memperdalam hubungan antara manusia dengan kekuasan yang agung dan tidak terbatas.
Secara penglihatan, kesenian Leak ini terlihat sangat menyeramkan. Karena terlihat dari Leak itu sendiri yang memiliki mata melotot seperti ingin keluar dan memiliki gigi taring panjang.
Hal tersebut tergambar dalam novel Kenanga melalui tokoh Mahendra yang membayangkan neneknya akan dihisap kawanan leak yang memiliki gigi taring panjang dengan mulut yang menganga.
2. Tradisi Ngaben
Selain tradisi leak Bali, Oka Rusmini pun mengenalkan tradisi Ngaben atau yang lebih dikenal sebagai upacara ketika masyarakat Hindu Bali meninggal dunia.
Hal tersebut terjadi dalam novel Kenanga saat tokoh Jero Kemuning meninggal dunia. Kemudian digambarkan beberapa proses upacara ngaben dengan tujuan tertentu.
Begitupun dijelaskan beberapa proses upacara ngaben yang dilakukan yaitu dengan menyemayamkan mayat selama beberapa minggu lalu kemudian memasuki api pembakaran.
Artikel Terkait
Sagra: Dunia Warna-Warni Perempuan Ciptaan Oka Rusmini
Wow, Sangat Menarik Nih, Puisi 17 NKN dalam 5 Bahasa!
Pelisaurus dan Cerita Lainnya: Menertawakan Kegetiran Melalui Humor Segar Ala Gunawan Tri Atmodjo
Quo Vadis Pendidikan Kita?
Inilah Cara Suksesi di Kerajaan Mataram Islam mulai dari Ki Ageng Pemanahan hingga Terbelahnya Mataram Islam
Cakra Manggilingan: Jangan Sekali-kali Mencela Pemimpinmu Secara Brutal, Jika Tidak Ingin Celaka
Gadis Kretek: Perbedaan Latar Pertemuan Jeng Yah dan Soeraja antara Novel dan Film
Aceh dan Lukisannya yang Berdarah: Sebuah Representasi Budaya
Pesugihan dalam Cerpen “Warung Penajem” Karya Ahmad Tohari
Menapaki Kekuatan Diri dan Spiritualitas dalam Cerpen 'Ada Tuhan' Karya Lianatasya