Kenali Sejarah Muara Enim Mulai Marga Yang Mendiami, Hingga APBD-nya Yang Besar

photo author
- Senin, 25 Oktober 2021 | 05:32 WIB
Muara Enim, Juli 1948. Petani karet di Muara Enim membawa getah karet dengan gerobak ditarik oleh se-ekor sapi (instagram/@rajakelir)
Muara Enim, Juli 1948. Petani karet di Muara Enim membawa getah karet dengan gerobak ditarik oleh se-ekor sapi (instagram/@rajakelir)

KLIKANGGARAN-- Kabupaten Muara Enim adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Bahkan, kabupaten Muara Enim termasuk salah satu kabupaten terkaya di Sumatera Selatan loh..!

Intip APBD Kabupaten Muara Enim, misalnya di tahun anggaran 2020 yang mencapai Rp2.459.721.205.947,50 (2,4 Triliun). Dan pada APBD perubahan Muara Enim berubah menjadi Rp2.449.071.922.947,50.

Realisasi PAD Muara Enim di tahun 2020 terpantau sebesar Rp248.525.026.749,97 yang mengalami penurunan sebesar Rp54.771.294.401,69 atau 18,06% dibandingkan realisasi di tahun 2019 sebesar Rp303.296.321.151,66.

Baca Juga: Duh, 34 Paket Lelang Proyek di Muara Enim Dilaporkan ke Kejati Sumsel

Sejarah Singkat Kabupaten Muara Enim, dimana pada masa pendudukan Hindia Belanda, marga-marga di sepanjang Sungai Enim, mulai dari Marga Semendo Darat sampai ke Marga Tamblang Patang Puluh Bubung.

Lalu, marga-marga di sepanjang Sungai Lematang mulai dari Marga Tamblang Ujan Mas sampai dengan Marga Sungai Rotan digabung menjadi satu Wilayah Administratif dengan nama “Onder Afdeling Lematang Ilir” yang tunduk pada Afdeling Palembangsche Boven Landen dengan Asisten Residen yang berkedudukan di Lahat.

Asisten Residen tersebut membawahi wilayah Onder Afdeling Lematang Ilir dengan Ibukota Muara Enim, Onder Afdeling Lematang Ulu dengan Ibukota Lahat, Onder Afdeling Tebing Tinggi dengan Ibukota Tebing Tinggi dan Onder Afdeling Pasemah dengan Ibukota Pagaralam.

Pada masa pendudukan Jepang, wilayah yang tadinya dikenal dengan Lematang Ilir diubah namanya menjadi Lematang Sijo (Seco), dan dibentuk wilayah administratif baru, yaitu Lematang Ogan Tengah, yang selanjutnya dikenal dengan nama kawedanan Lematang Ogan Tengah.

Baca Juga: Terkait Pernyataan Menteri Agama, Abdul Mu'ti: Banyak Hal Lebih Penting yang Harus Diurus Muhammadiyah

Wilayah Kawedanan Lematang Ogan Tengah meliputi Marga Rambang Niru, Marga Empat Petulai Curup, Marga Empat Petulai Dangku, Marga Sungai Rotan
(sebelumnya marga-marga tersebut termasuk dalam wilayah Lematang Ilir), Marga Rambang Kapak Tengah, Marga Lubai Suku Satu.

Kemudian, Marga Lubai Suku Dua (sebelumnya termasuk dalam wilayah Ogan Ulu), Marga Alai, Marga Lembak, Marga Kartamulya, Marga Gelumbang, Marga Tambangan Kelekar (sebelumnya termasuk dalam wilayah Ogan Ilir), Marga Abab, dan Marga Penukal (sebelumnya termasuk dalam wilayah Sekayu).

Wilayah Administrasi Lematang Ilir meliputi Marga Semendo Darat, Marga Panang Sangang Puluh, Marga Panang Selawi, Marga Panang Ulung Puluh, Marga Lawang Kidul, Marga Tamblang Karang Raja, Marga Tamblang Patang Puluh Bubung, dan Marga Tamblang Ujan Mas.

Pada masa kemerdekaan, sesuai dengan hasil sidang Dewan Karesidenan Palembang pada tanggal 20 November 1946, wilayah Kawedanan Lematang Ilir dan Lematang Ogan Tengah digabung menjadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah, atau disingkat dengan nama “LIOT”.

Baca Juga: Kejagung Tetapkan Tiga Tersangka Korupsi PDPDE Sumsel Terjerat TPPU, Alex Noerdin!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X