(KLIKANGGARAN) — Perhatian publik kembali tertuju pada Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Kali ini, sosok yang akrab disapa Zulhas melakukan kunjungan kerja ke wilayah pesisir Aceh Utara yang terdampak banjir bandang dan longsor.
Aceh Utara diketahui menjadi salah satu daerah yang dilanda bencana pada akhir November 2025. Pada Minggu, 14 Desember 2025, Menko Pangan menempuh perjalanan darat untuk meninjau langsung titik-titik terdampak di Desa Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang.
Setibanya di posko pengungsian yang berada di tepi pantai, ketua umum PAN itu berdialog dengan warga yang tengah menghadapi dampak bencana. Dalam perbincangan tersebut, Zulhas mencatat keluhan masyarakat sekaligus menanyakan kebutuhan yang belum terpenuhi di lokasi pengungsian.
Baca Juga: Indonesia Pastikan Satu Emas di Cabang Olahraga Bulutangkis Perseorangan SEA Games 2025
Tak hanya mendengar aspirasi, pemerintah melalui Menko Pangan turut menyalurkan bantuan. Paket bantuan yang diberikan mencakup sarung, mukenah, beras, biskuit, telur, popok, pembalut perempuan, obat-obatan, hingga pasokan air bersih untuk pengungsi.
Kunjungan ke Aceh Utara ini menyusul agenda serupa yang sebelumnya dilakukan di Sumatera Barat. Di Padang, Zulhas sempat menjadi sorotan warganet setelah terlihat memanggul karung beras saat meninjau lokasi banjir di Lubuk Minturun pada Minggu, 30 November 2025.
Kehadiran Menko Pangan di daerah terdampak bencana disebut sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan penanganan darurat berjalan optimal dan kebutuhan dasar warga terpenuhi. Pada kesempatan itu, ia juga memantau kondisi lapangan serta memastikan distribusi bantuan tidak tersendat.
“Kami ingin memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Bantuan harus sampai tepat sasaran dan tepat waktu,” kata Zulhas.
Dalam agenda lain, mantan Menteri Kehutanan tersebut turut menyinggung persoalan lingkungan saat menyerahkan bibit kopi kepada petani hutan sosial di Lampung Selatan. Ia menegaskan pentingnya menjaga fungsi hutan lindung agar tidak memperparah risiko bencana.
"Hutan lindung ini tidak boleh diapa-apakan. Kalau ada manfaatnya, ada durian, kita ambil, boleh," kata Zulhas saat berdialog dengan KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) Way Kalam, Lampung Selatan, pada Selasa, 2 Desember 2025.
Baca Juga: Hasil Odisha Masters 2025: Indonesia Pastikan Satu Gelar, Berpeluang Borong Tiga Trofi di Final
Menurut Zulhas, pemanfaatan hutan sosial harus dibatasi pada tanaman keras seperti kopi dan cokelat. Ia mengingatkan petani agar tidak menanam sayuran di kawasan tersebut karena berpotensi meningkatkan risiko banjir.
Artikel Terkait
Psikolog Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional, Ingatkan Warga Mulai Hopeless dan Pemerintah Harus Jor-joran Bantu
SD Negeri Ujong Fatihah Kembali Galang Dana untuk Korban Banjir di Tripa Makmur
Realita Pengungsian Banjir Aceh: Minim Pakaian Pria, Penyintas Rela Kenakan Daster demi Bertahan dari Dingin Malam
Viral Banjir Bandang Terjang Jeddah: Jalanan Berubah Jadi Sungai, NCM Peringatkan Makkah–Madinah Berpotensi Ikut Terdampak
Update BNPB: Korban Tewas Banjir–Longsor Sumatera Tembus 990 Jiwa, 222 Masih Hilang dan Pencarian Dikebut