Tentu posisi yang diemban Kiai Ma'ruf saat ini lebih strategis daripada Kiai Yahya. Apalagi dari sisi logistik. Dalam bahasa yang lebih nakal, hawong leyeh-leyeh aja ditanggung negara.
Nah. Jika nanti apa yang diusahakan ini berhasil, sebagaimana yang di-istiqomah-kan oleh Gusdurian atas gagasan-gagasan Gus Dur, tidak bisa dipungkiri di masa depan akan tumbuh sehat dan lemu-lemu sebuah wadah anak muda yang baru bernama Ma'rufian.
Jika tidak, maka bisa jadi akan ada semacam anggapan miring bahwa NU, bahkan Islam, hanya sibuk pada ritual-ritual, perihal normatif, dan kajian-kajian tekstualis saja. Para kalangan penganut new-atheisme khususnya di negara-negara sekuler akan tertawa melihat fakta bahwa mereka lebih solutif daripada agama. Pembeneran-pembenaran terhadap new-atheisme (dikhawatirkan) akan lebih semarak dan mereka akan semakin berkembang biak.
Mungkin ini agak berlebihan. Tapi di sisi lain juga tantangan yang menarik sekaligus nyata. Mudah-mudahan kita semua juga sadar dan bergegas atas tanggung jawab besar ini.
Al-afwu minkum.