Gerakan KAMI, Krisis Ekonomi, dan Bola Biliar Politik

photo author
- Rabu, 19 Agustus 2020 | 08:31 WIB
IMG_20200818_160459
IMG_20200818_160459

Di pucuknya ada Din Syamsuddin, Rokhmat Wahab, dan Gatot Nurmantyo. Din Syamsudin berakar di Ormas besar Muhammadiyah. Rokhmat Wahab berakar di Ormas besar NU. Istrinya cucu pendiri NU, KH.A. Wahab Abdullah. Sementara Gatot Nurmantyo berakar pada dunia militer dan sebagian pengusaha besar.


Gerakan ini juga dihadiri keluarga proklamator dan mantan presiden. Rahmawati, putri Bung Karno. Meutia Hatta putri Bung Hatta. Titiek Suharto putri mantan presiden terlama Indonesia, Pak Harto. Mereka hadir sebagai simbol kekuatan sejarah.


Bertaburan pula intelektual publik di dalamnya. Mereka yang selama ini mengambil jalan berbeda dengan pemerintahan seolah menemukan forum besar bersama.


Ketiga, KAMI lahir di era kosongnya oposisi. Praktis partai politik DPR masa kini sepenuhnya berada di kubu pemerintahan. Media TV dan koran besar juga dimiliki oleh tokoh yang kini juga berpolitik. Mereka pun berada di baris pemerintahan.


Hadirnya oposisi di era krisis ekonomi itu juga hukum besi politik. Tak ada superman yang bisa mengendalikan sebuah negara nasional yang tengah gelisah, agar tertib tanpa oposisi.


Pertanyaannya sekarang, kemana KAMI ini akan bergerak? Seberapa ia bertambah perkasa? Seberapa besar perubahan yang bisa Ia lakukan?


Para pelopor gerakan ini sudah menyampaikan apa yang menjadi kepedulian mereka. Tapi politik praktis itu tak terduga. Ia bisa didesign untuk pintu A. Namun ia berakhir di pintu B.


Politik praktis itu seperti bola biliar. Ketika bola putih dipukul kencang, bola yang masuk ke lubang, bisa bola apa saja, mulai dari bola 1 hingga bola 15.


Maka, terhidanglah tiga skenario.


-000-


Menteri ekonomi pemerintah saat ini, Sri Mulyani Indrawati sudah menyatakan. Krisis ekonomi saat ini puncaknya nanti mungkin lebih berat dibandingkan krisis 98. (2)


Kita tahu, krisis di tahun 98 telah menjatuhkan Suharto dari singgasana kekuasaan. Padahal sebelum tahun 98, pak Harto begitu kuat. Tak pernah ada, rezim politik di Indonesia yang lebih kuat dibandingkan pak Harto.


Tapi, jangankan pak Harto. Uni Sovyet di eranya juga jauh lebih kuat. Ia menguasai hampir separuh dunia.


Toh, krisis ekonomi, yang digerakkan oleh elit berpengalaman, dan didukung oleh publik luas, mampu merontokkannya. Tak hanya pak Harto, Uni Sovyet saja bisa rontok!


Pertanyaannya: akankah KAMI membesar dan merontokkan Jokowi sebelum selesai masa kepresidennya berakhir di 2024?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X