Tanggapan terhadap Misi Pedamaian Jokowi: Citra dan kesan bahwa Jokowi “inward looking” mulai Pupus

photo author
- Kamis, 30 Juni 2022 | 05:22 WIB
Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 29 Juni 2022 (presidenri.go.id)
Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 29 Juni 2022 (presidenri.go.id)

KLIKANGGARAN - Perang di jaman super modern seperti sekarang ini sangat tidak populer dan sangat membahayakan seluruh umat manusia di bumi. Perang jelas merupakan sebuah kebodohan kolektif karena jika seluruh persenjataan sangat super modern dikeluarkan atas dasar emosi marah para pemimpinnya, maka bukan hanya negara yang berperang tetapi seluruh isi bumi terancam dan bahkan hancur karena begitu kecanggihan super dari peralatan perang pada jaman ini.

Bom nuklir lebih setengah abad yang lalu, pada tahun 1945 sudah mampu membumihanguskan dua kota Jepang. Apalagi teknologi persenjataan modern sekarang, pasti lebih dahsyat daya hancurnya dibandingkan tujuh dekade yang lalu.

Karena itu, pemimpin negara besar yang jengah itu harus berpikir lebih jauh akibat dari perang seperti sekarang ini. Sebaliknya, harus ada lebih banyak hadir pemimpin yang menjalankan misi perdamaian dibandingkan dengan unjuk kegagahan dan kepongahan untuk mengobarkan perang seperti masa perang dunia kesatua dan kedua.

Baca Juga: Kapan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah Ditetapkan? Simak Penjelasan PBNU tentang Tanggal 1 Dzuhijjah Berikut!

Dari sisi pandangan seperti ini, maka misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan secercah harapan dan langkah awal agar bumi lebih damai dan jauh dari perang. Upaya perdamaian ini patut diacungi jempol dan tidak boleh berhenti melainkan nanti dilanjutkan oleh menteri di bawahnya.

Akhirnya, setelah hampir 8 tahun Jokowi enggan datang ke forum-forum internasional, sekarang saatnyha yang tepat untuk memerankan politik bebas aktif, seperti diamanatkan oleh UUD 1945. Citra dan kesan bahwa Jokowi “inward looking” mulai pupus karena sering tidak pernah hadir dalam pertemuan-pertemuan internasional.

Baca Juga: 12 Wakil Indonesia Maju ke Babak 16 Besar Malaysia Open 2022, Tunggal Putri Hanya Gregoria Mariska Tunjung

Namun sekali berperan dalam misi perdamaian ini, maka sekarang sudah memainkan peran yang strategis bagi dunia. Peranan ini juga sangat penting bagi Indonesia karena ini merupakan amanat UUD 1945.

Ini adalah permulaan yang sangat baik, cukup mengejutkan Jokowi mengambil keputusan ini, tentu dengan resiko bahaya yang tidak kecil, apalagi bersama Ibu Negara. Setelah bertemu Presiden Putin, misi perdamaian ini perlu dilanjutkan dalam kunjungan ke negara-negara besar di dalam G-20 sendiri, utamanya Cina, yang sekarang tetap menahan diri.

Baca Juga: Inilah Profil Bagas Maulana, Trending di Twitter Setelah Lolos ke Babak 16 Besar Malaysia Open 2022

Jokowi juga perlu hadir berpidato di forum PBB untuk menyuarakan perdamaian dunia. Para menterinya perlu mempersiapkan panggung jika momentum kunjungan ini mendapat sambutan yang baik dari kedua belah pihak.

Diplomasi ke pihak Nato perlu dilanjutkan lebih mendalam oleh para menterinya karena Nato merupakan akar dan sumber masalah konflik sekareang dan mendatang. Medmang aneh di masa damai dimana ekonomi merupakan prioritgas utama seluruh dunia, Nato justru unjuk kekuatan dan menggerek misi mendominasi dunia.

Yang begitu naif, konflik mengerikan ini terjadi di dalam negara anggota G-20 sendiri dimana keseluruhan anggota sering bertemu. Ada keseimbangan yang tidak dijaga dimana organisasi lainnya seperti NATO terus melebarkan sayap di masa damai, yang justru dianggap ancamann bagi Putin.

Baca Juga: Inilah Tanggapan Sheila Salsabila, Teman Marshanda yang Disebut Pansos oleh Warganet!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X