Tidak, tidak. Itu bukan benar-benar jawaban yang saya tekankan kepadanya. Saya katakan bahwa menikah itu baik, dan tidak menikah pun sama baiknya. Keduanya tetap menuntut tanggung jawab kita. Ia pun menyetujui pendapat saya.
Pada akhirnya, dan selalu begitu pada akhirnya, bahwa hidup adalah pilihan-pilihan.
Yang memilih menikah, tentu sudah dan harus siap dengan segala kerepotan yang muncul. Mulanya hidup sendiri dan bisa seenaknya menentukan kapan ingin mandi, sekarang harus mencuri-curi waktu untuk sekadar mandi bebek lima menit. Dan, mungkin di luar sana ada ribuan yang pernah merasakan bagaimana konyol dan lucunya ditunggui seorang balita ketika sedang buang hajat.
Yang memilih tidak menikah, juga sudah dan harus siap dengan segala konsekuensi dan respons yang muncul. Biasanya yang paling ramai berceloteh malah dari lingkaran terdekat, terutama keluarga dan kerabat yang masih berpikiran konservatif, yang beranggapan bahwa menikah adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan. Tidak masalah. Kita hanya perlu mengabaikannya dan kembali fokus kepada tujuan kita. Bukankan orang tidak wajib tahu kebaikan-kebaikan yang sedang kita usahakan, bahkan jika kebaikan-kebaikan itu bukan untuk diri kita sendiri?
Khaled Hosseini menulis dalam novelnya A Thousand Splendid Suns, “Marriage can wait, education cannot.”
Pernikahan bisa menunggu, sementara pendidikan tidak.
Begitulah adanya.
Dan, bukan bermaksud pesimis, tetapi bahkan para individu terdidik pun belum tentu sanggup menciptakan kebahagiaan sendiri dalam pernikahannya. Bayangkan saja jika sebuah pernikahan terjadi pada dua orang yang belum memiliki pengetahuan baik tentang hal itu, tidak mengherankan jika kasus-kasus baru tetap bermunculan.
Itu baru dari satu aspek, yaitu pendidikan. Belum lagi jika ditinjau dari aspek kesehatan jiwa dan finansial, akan panjang pembahasannya.
Sekali lagi, pada akhirnya, dan selalu begitu pada akhirnya, bahwa hidup adalah pilihan-pilihan. Dan, tiap pilihan selalu memiliki konsekuensi dan tuntutan tanggung jawab dari kita sebagai individu yang menjalaninya. Sekian.***
Opini ini ditulis oleh Sekar Mayang, editor dan pengulas buku, tinggal di Bali.
Artikel Terkait
Britney Spears segera Menikah, Ingin Tahu Siapa yang Mendesain Gaun Pengantinnya?
Benarkah Artis Velove Vexia Menikah dengan Pria Berpeci dan Berjas Hitam?
Model Brasil yang Menikah dengan Dirinya Sendiri Akhirnya Bercerai sebab Menemukan Pasangan Baru, Duh!
Joshua Suherman ‘Diobok-obok’ Menikah Hari Ini, Masa sih?
Postingan Mommy ASF Layangan Putus, Sehari Setelah Suaminya Menikah dan Bulan Madu ke Cappadocia