Model ketiga ini penulis temukan di MDT Tasikmalaya. Melalui tim yang dibuat oleh FKDT Tasikmalaya, kurikulum MDT berdasarkan konsep rumusan yang disepakati dengan mengelaborasi model pesantren dari sisi materi sementara untuk urutan pembahasannya mengacu pada SKKD.
Adapun sumber pembelajaran kurikulum diambilkan dari kitab kita ala Pesantren dan sebagian bersumber dari buku pengetahuan Agama Islam. Sumber pembelajaran tersebut sebagai pegangan oleh pendidik.
Dari sekian Model Kurikulum yang dikembangkan oleh MDT tentu membutuhkan standarisasi. Standarisasi ini bersentuhan dengan pengendalian mutu dan kualitas pendidikan diniyah Takmiliyah.
Implementasi standarisasi sebagaimana termaktub dalam buku yang diterbitkan oleh Kementerian Agama membutuhkan peninjauan kembali. Hal tersebut bertujuan agar kurikulum MDT bisa diterapkan sesuai dengan konteks zaman dengan perkembangan psikologi peserta didik (santri).
Artikel ini adalah opini yang ditulis oleh Akhmad Sururi, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliya