KLIKANGGARAN -- Gen Z merupakan generasi yang hidup berdampingan dengan teknologi sejak mereka dilahirkan. Gen Z dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kemudahan yang didapat dari kemajuan tekhnologi ini tidak hanya dalam memperoleh informasi saja, tetapi untuk menunjang kehidupan sehari-harinya pun Gen Z memanfaatkan teknologi dan internet.
Dalam hal ini dapat berupa kemudahan berbelanja secara online, baik berbelanja item fashion sampai kebutuhan pangan pun dapat didapatkan hanya dengan menggunakan aplikasi secara online. Kemudahan ini perlu didampingi dengan pengetahuan akuntansi yang baik agar Gen Z dapat tetap mengontrol dan mengelola keuangannya dengan baik dan benar.
Pada dasarnya akuntansi adalah sebuah proses pencatatan, mengklasifikasikan dan menyajikan data transaksi terkait dengan transaksi keuangan yang berlangsung. Transaksi yang dimaksud adalah keseluruhan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi selama masa atau periode tertentu.
Bukan hanya transaksi yang memiliki nominal besar saja, transaksi yang bernilai kecil pun perlu diperhatikan. Karena sekecil apapun penerimaan atau pengeluaran yang terjadi akan sangat memengaruhi keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman akuntansi bagi para Gen Z menjadi kunci yang sangat penting dalam mengelola keuangan secara efektif.
Dengan memahami dasar akuntansi maka Gen Z diharapkan dapat mengetahui bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah yang sederhana, seperti merinci setiap pemasukan dan pengeluaran yang terjadi.
Pemasukan dan pengeluaran yang perlu dicatat adalah semua transaksi yang berkaitan dengan masuk dan keluarnya uang atau pendapatan yang mereka peroleh. Dari rincian tersebut mereka dapat membandingkan berapa besar pemasukan yang diterima dan seberapa besar pengeluarannya.
Jika pemasukan yang diterima lebih kecil dari pengeluaran, maka mereka dapat memperkecil pengeluarannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilah dan memilih mana hal-hal yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan, mana yang penting dan mana yang tidak terlalu penting.
Selain itu, Gen Z juga dapat menyisihkan sebagian uangnya untuk kebutuhan menabung atau investasi dan juga dana darurat.
Kemudahan dalam berbelanja secara online seringkali membuat Gen Z menjadi memiliki gaya hidup yang konsumtif. Terkadang, yang mereka beli bukanlah barang atau hal-hal yang memang benar-benar mereka butuhkan. Gaya hidup ini juga dapat merugikan Gen Z di masa yang akan datang.
Jika Gen Z terus menerus melakukan pengeluaran terlebih pengeluaran yang tidak terlalu penting tanpa mengetahui apakah seimbang dengan pemasukan yang diperoleh, maka kedepannya Gen Z dapat mengalami kerugian, kekurangan atau bahkan kemiskinan.
Jika dalam sebulan pemasukan yang diterima sebesr Rp 5.000.000 sementara pengeluarannya lebih besar, maka pemasukan yang diterima tidak akan terasa berharga.
Atau, jika dalam sebulan pemasukan yang diterima sebesr Rp 5.000.000 dan pengeluarannya sebesar Rp 4.000.000, maka sisanya harus cukup untuk kehidupan selama satu bulan mendatang.
Di zaman sekarang ini, apakah nominal Rp 1.000.000 cukup untuk menjalani hidup selama 1 bulan? Apakah bisa tetap menyisihkan untuk menabung atau investasi dan dana darurat?
Untuk memenuhi kebutuhan menabung atau investasi dan dana darurat maka Gen Z perlu menjadikan hal tersebut sebagai kebutuhan yang penting.