KLIKANGGARAN -- Tidak dapat disangkal bahwa pengangguran merupakan salah satu persoalan serius bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Angka pengangguran yang terus meningkat bisa menimbulkan berbagai dampak buruk seperti menurunnya tingkat kesejahteraan, kemiskinan bertambah akibat tidak memiliki pendapatan, pertumbuhan ekonomi melambat dan menimbulkan kriminalitas.
Dalam konteks ini, semua negara berlomba-lomba untuk menekan angka pengangguran agar tidak berdampak buruk terhadap aktivitas perekonomian.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia per Agustus 2022 sebesar 5,86% (8,42 juta orang).
Pengangguran lulusan SMK menjadi yang terbanyak, yaitu 9,42%. Kedua adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 8,57%.
Selanjutnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan 5,95%.
Sementara lulusan Diploma dan Strata I menyumbang TPT dengan masing-masing 4,59% dan 4,80%. Paling rendah adalah lulusan SD dengan 3,59%. TPT paling banyak ada di daerah perkotaan dan usianya di sekitar 15-24 tahun.
Angka pengangguran yang terus naik menjadi tantangan bagi masa depan Indonesia.
Dibutuhkan perluasan lapangan kerja baru untuk menyelesaikan persoalan klasik ini.
Salah satu sektor penting untuk menciptakan lapangan kerja baru adalah sektor wirausaha.
Kehadiran sektor ini dapat menjadi solusi atas ketidakmampuan negara menyediakan lapangan kerja bagi pencari kerja terutama generasi muda yang saat ini sedang menganggur.
Sektor wirausaha diyakini dapat menjadi alternatif baru bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di kalangan generasi milenial dan generasi Z.
Karena itu, penciptaan lapangan kerja baru melalui sektor wirausaha perlu terus didorong mengingat rasio wirausaha kita terbilang rendah dan masih di bawah Malaysia dan Singapura.
Saat ini rasio wirausaha di Indoensia masih kisaran 3.47 persen.