Tak heran, banyak anak muda merasa kehilangan jati diri ketika tidak memiliki jabatan; merasa tak berharga saat belum bergaji tetap; merasa malu bila belum terlihat “mapan”—padahal, "mapan" itu sendiri tidak pernah didefinisikan secara jernih.
Inilah yang saya sebut sebagai kekacauan epistemik generasi muda:
Mereka tahu banyak hal, tapi tidak tahu untuk apa.
Mereka belajar banyak keterampilan, tapi tidak tahu nilai apa yang sedang mereka bangun.
Generasi Sibuk yang Tidak Bertumbuh
Jika arah ini tidak segera diubah, maka kita akan memiliki generasi sibuk tapi kosong.
Generasi yang terus beraktivitas, tapi tak sempat membaca satu buku pun.
Lancar membuat presentasi, tapi gagap dalam berdiskusi makna dan nilai.Tepat waktu dalam menyusun laporan, tapi kehilangan kepekaan sosial dan arah hidup.
Baca Juga: Ballon d’Or 2025: Daftar Lengkap Nomine, Mekanisme Penilaian, dan Jadwal Pengumuman di Paris
Bangsa besar tak dibangun oleh manusia-manusia sibuk, tapi oleh mereka yang berpikir, merumuskan nilai, dan mencipta gagasan.
Kita tidak sedang kekurangan pekerja, tapi kita kekurangan pemikir dan pembelajar.
Kita tidak sedang kekurangan aktivitas, tapi kita kekurangan refleksi dan kebijaksanaan.
Solusi: Membangun Ulang Mentalitas Generasi Muda
Indonesia sedang bersiap menyongsong bonus demografi dan cita-cita Indonesia Emas 2045. Namun pertanyaannya, siapa yang akan mengantarkan kita ke sana?
Apakah cukup dengan generasi yang mahir dalam tools, tapi gagap dalam berpikir?
Apakah cukup dengan profesional yang cekatan dalam kerja, tapi tidak memahami nilai hidup?
Maka, revolusi cara berpikir generasi muda adalah keniscayaan.
1.Rehabilitasi Makna Kerja
Kerja bukan tujuan hidup. Ia adalah alat aktualisasi diri dan ladang pengabdian. Bekerjalah bukan untuk sekadar tampak sibuk, tapi untuk bertumbuh dan memberi manfaat.
2.Hidupkan Tradisi Ilmu dan Kontemplasi
Artikel Terkait
Menimbang Asas Keadilan dan Kemanfaatan dalam Menyikapi Putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024
Apa Hubungan Antara Pizza dan Lingkaran? Belajar Rumus Luas dengan Cara Seru!
PPKn yang Memberikan Pemahaman tentang Nilai Pancasila
Kelas BIPA UNPAM Go Internasional: Sinergi Bersama PUP Filipina Lewat Special Lectureship
Penguatan Nilai Karakter Nasionalisme sebagai Wujud Menjaga Persatuan dan Kedaulatan Negara
Melampaui Logika: Kekuatan Kepekaan, Intuisi, dan Kebijaksanaan