Selain itu, media sosial dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik melalui kampanye kreatif. Masyarakat juga perlu diajak untuk menghargai penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengabaikan manfaat dari bahasa asing. Dengan langkah ini, bahasa campur dapat menjadi alat yang mendukung komunikasi global tanpa mengorbankan identitas nasional.
Campur Indonesia-Inggris adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai dampak positif dan negatif. Dalam era globalisasi, fenomena ini tidak dapat dihindari, tetapi harus dikelola dengan baik untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan global dan lokal.
Dengan penguatan literasi, kebijakan pendidikan yang tepat, serta kesadaran masyarakat, bahasa campur dapat menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih kompetitif tanpa mengorbankan keunikan budaya bangsa. Oleh karena itu, semua pihak perlu bekerja sama untuk memaksimalkan manfaat dari fenomena ini.
Penulis : Ummati Rubiandini (Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Pamulang)
Artikel Terkait
Kronologi Neni Herlina Dipecat Sepihak Satryo Soemantri Brodjonegoro hingga Membuat Didemo Jajaran Kementeriannya
Livy Renata Diduga Sindir Deddy Corbuzier Setelah Mengkritik Siswa Penerima MBG, Ungkit Lagi Podcast Lawas dengan Catheez
Surat Edaran Pembelajaran Ramadan Siap Ditandatangani, Mendikdasmen Ungkap Termasuk Ada Aturan untuk Siswa Non Muslim
Ingar di Medsos Soal Makan Bergizi Gratis, dari Kecaman Deddy Corbuzier ke Siswa hingga Prabowo yang Justru Minta Maaf Gegara Ini
Apa Alasan Donald Trump Tarik Amerika Serikat dari WHO? Berikut Penjelasannya
Gaya ala Nazi Elon Musk di Pelantikan Donald Trump, Ternyata Pernah Minta Warga Jerman Pilih Partai Anti Imigran
Kronologi dan Alasan Livy Renata Trending di X, Apa Kaitannya dengan Deddy Corbuzier?
Krisis Literasi di Indonesia : Tantangan Digital dan Teknologi di Era Modern
Literasi Bahasa untuk Meningkatkan Martabat Bangsa
Indonesia Darurat Membaca: Literasi Jadi Solusi