Al Haris Gagal, Jambi Terpuruk dalam Jeratan Masalah Batu Bara

photo author
- Minggu, 15 September 2024 | 14:06 WIB
Dedi Saputra, Akademisi Universitas Nurdin Hamzah Jambi (Ananuza)
Dedi Saputra, Akademisi Universitas Nurdin Hamzah Jambi (Ananuza)

 

KLIKANGGARAN -- Ketika Gubernur Jambi, Al Haris, berdiri di depan media dan menyatakan dengan tegas akan mengambil langkah serius untuk menindak angkutan batu bara yang melanggar aturan, banyak yang awalnya berharap ini menjadi titik balik bagi penataan sektor tambang di Jambi. Namun, janji yang terlihat tegas itu ternyata hanya sebatas panggung depan sebuah permainan retorika yang di belakang layar tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Faktanya, angkutan batu bara tetap melaju tanpa dosa, merusak jalanan, memicu kemacetan, dan melukai kehidupan masyarakat setempat tanpa ada tindakan nyata yang menghentikan mereka.

Kenyataan ini semakin memperjelas bahwa di balik panggung depan Al Haris, terdapat ketidakmampuan yang mencolok dalam menangani masalah batu bara yang sudah lama mencekik Provinsi Jambi. Pernyataan tegas di depan media hanya menjadi alat kosmetik politik, sementara persoalan batu bara terus bergulir seolah tanpa batas. Pemerintahannya gagal mengendalikan dan menegakkan kebijakan yang seharusnya berpihak kepada rakyat, bukan kepada kepentingan tambang.

Panggung Depan Al Haris yang Hanya Retorika

Al Haris berulang kali berjanji bahwa ia akan menertibkan angkutan batu bara yang melanggar aturan. Bahkan, instruksi khusus untuk menindak truk-truk nakal yang mengabaikan jalur-jalur yang diperuntukkan sudah berulang kali dikeluarkan. Namun, janji tersebut tampaknya hanya menjadi wacana yang tak pernah mencapai implementasi. Truk-truk batu bara terus berlalu lalang di jalan-jalan utama Jambi, mengganggu aktivitas warga, merusak infrastruktur, dan menimbulkan polusi udara yang semakin parah.

Apakah tindakan ini hanya sekadar menenangkan keriuhan publik dan media? Kesan yang muncul adalah Al Haris lebih sibuk membangun citra ketegasan, namun di belakang layar, ia tidak mampu mengatasi atau bahkan mungkin melawan tekanan dari para pemangku kepentingan tambang yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik lebih besar. Seolah-olah, panggung depan kepemimpinan Al Haris adalah simbol dari kegagalan substansial di baliknya.

Krisis yang Memburuk dan Kegagalan Al Haris

Masalah batu bara di Jambi bukan hanya tentang angkutan yang menyalahi aturan. Ini adalah soal tata kelola sumber daya alam yang seharusnya dikelola dengan bijak dan berkelanjutan, namun malah berakhir dengan kerusakan lingkungan yang parah, konflik sosial, serta kesenjangan ekonomi yang semakin menganga. Al Haris, dalam perannya sebagai Gubernur, seharusnya menjadi figur yang mampu mencari solusi holistik terhadap masalah ini. Namun, apa yang terjadi justru menunjukkan kegagalannya dalam membangun visi jangka panjang dan keberpihakan nyata kepada masyarakat.

Alih-alih memperbaiki sistem dan menciptakan solusi yang melibatkan masyarakat lokal, pemerintahan Al Haris justru lebih banyak terlihat mengambil langkah-langkah reaksioner yang tidak berkelanjutan. Kebijakan tambal sulam yang tidak mampu menyelesaikan akar masalah ini menjadi bukti nyata ketidakmampuannya memimpin Jambi keluar dari krisis batu bara.

Batu Bara Tetap Berjalan, Rakyat Tetap Menderita

Angkutan batu bara yang terus berjalan tanpa dosa bukanlah hanya masalah teknis. Ini adalah simbol dari bagaimana kepemimpinan Al Haris telah gagal melindungi kepentingan rakyat Jambi. Jambi terpuruk dalam jeratan batu bara, di mana masyarakat harus menghadapi dampak lingkungan, kemacetan, dan kerusakan infrastruktur yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Sementara itu, keuntungan dari eksploitasi batu bara lebih banyak dinikmati oleh segelintir elit.

Artikel ini merupakan opini yang ditulis leh Dedi Saputra, Akademisi Universitas Nurdin Hamzah Jambi

DISCLAIMER: Isi artikel ini merupakan tanggung jawab si penulis sepenuhnya; isi artikel ini tidak mencerminkan pandangan, sikap, dan kebijakan redaksi klikanggaran.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X