KLIKANGGARAN -- Judul tulisan ini mungkin terasa aneh. Teringat sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Umar RA,
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ، أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ". قَالَ : وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ : عُمَرُ.
"Ya Allah perkuat Islam dengan salah satu dua orang yang lebih kau cintai; Abu Jahal (Amr bin Hisyam) atau Umar bin Khattab" Ternyata Umarlah yang lebih dicintai Allah SWT. (HR.Tirmidzi No. 3681)
Dua figur yang didoakan Rasulullah Saw tersebut memang pribadi yang sangat powerful. Abu Jahal sebagai penguasa Makkah, sedangkan Umar adalah pemuda pemberani, tegas dan berwibawa.
Allah memilih Umar bin Khattab yang kemudian menjadi salah satu Khalifah pengganti Rasulullah yang sangat besar pengaruhnya. Bahkan sejak masuk Islam, kaum Muslimin yang masih di Mekkah dan mendapatkan tekanan luar biasa merasakan kewibawaan Islam sejak keislaman Umar. Abdullah bin Mas'ud berkata:
ما زلنا أعزة من أسلم عمر
"Kami selalu merasa gagah sejak Umar masuk Islam".
Lalu ada hubungan apa dengan judul diatas? Saat ini dunia modern menyaksikan bangsa-bangsa yang unggul di pentas dunia, baik dari segi ekonomi, pengetahuan dan pengaruh internasionalnya.
Khusus di negeri Indonesia, etnis Tionghoa menjadi kelompok yang sangat menonjol terutama dalam segi ekonomi. Etnis tersebut terkenal ulet dan pekerja keras sehingga, ditambah kemampuan lobby dan dukungan pejabat pribumi, mereka menjadi etnis yang sangat kuat dan berpengaruh.
Bahkan diluar ranah ekonomi, kekayaan yang mereka miliki membawa pengaruh sangat kuat kedalam aspek kehidupan lain. Bahkan di dunia politik pengaruh mereka bisa ikut menentukan kemenangan calon tertentu.
Fenomena yang kini muncul, banyak dari etnis ini yang mualaf dan menunjukkan keislaman yang sungguh-sungguh. Beberapa bahkan berdakwah dan kemudian memberi sentuhan besar pada trend dakwah. Nama-nama beken seperti Deddy Corbuzier dan Roger Danuarta dari kalangan artis. Lalu yang fenomenal bos jalan tol Yusuf Hamka yang terkenal sebagai Babah Alun dan beberapa pengusaha lainnya.
Sebagian yang terjun di dunia dakwah cukup mencuri perhatian, seperti Dennis Lim dan Felix Siauw yang bagaimanapun menyedot perhatian publik dengan dakwahnya. Terbaru, sosok Dondi Tan dan Jesselyn adalah mualaf yang berdakwah spesial isu dialog teologis Islam-Kristen. Sosok-sosok ini mewarnai media sosial masyarakat kita. Tentu kita bersyukur dunia dakwah selalu mendapat darah segar dari berbagai genre dakwah yang muncul silih berganti.
Menjadi wajar kiranya jika harapan keberlangsungan Islam di negeri tercinta masih terus menyala, apalagi diperkuat sosok-sosok muda yang cerdas dan berbicara dengan bahasa jamannya.
Kelebihan etnis Tionghoa terletak pada kedisiplinan dan etos kerja yang luar biasa. Ditambah sebelum memeluk Islam banyak dari mereka yang mendalami agama terdahulu sehingga ketika terjun berdakwah sangat kuat argumentasi dan logikanya.
Artikel Terkait
Beras Langka, Salah Siapa?
Psikologi Sastra: Sebagai Masalah Manusia yang Melukiskan Potret Jiwa
'Kau Tetap Misteri': Simfoni Rindu yang Menggetarkan Jiwa dan Menggema dalam Kehidupan Nyata
Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang, Bagaimana Islam Mengatasinya?
Kampus Mengajar Angkatan 7 Sudah dimulai, Inilah Kewajiban dan Hak Mahasiswa
Meningkatnya Kejahatan saat Ramadan Akan Tuntas dengan Penerapan Sistem Islam
Driver Ojol Lebaran Tanpa THR, Bagaimana Negara Berperan?
Polemik HAM di Papua, Ketum PPPAD: Cara Pandang BEM UI Salah