"Pasang telingamu baik-baik. Aku mencintaimu. Itu saja. Nggak ada yang maksa dan dipaksa."
"Nah, kan?"
"Apa?"
"Bukannya itu maksa namanya?"
"Aku nggak ngerti sikapku mana yang maksa."
"Kamu memaksaku untuk mencintaimu juga."
"Gading, denger, ya. Aku mencintaimu, nggak peduli kamu juga masih mencintaiku atau tidak. Juga nggak memintamu untuk menjadi kekasihku. Paham?"
Baca Juga: Kompleksnya Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Tingkat Dasar di Kemenag
"Bagaimana mungkin?"
"Dan, bagaimana mungkin, kamu sudah memiliki kekasih, tapi masih bersamaku tiap saat?"
Artikel Terkait
Cerpen: Wanita Jalang
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 3
Novel: Kopi Sore dan Timbunan Cinta Bagian Satu