Amora tidak menjawab, mengemasi barangnya, meninggalkan uang pada pelayan yang datang membawa tagihan, lalu melangkah keluar dari rumah makan. Tak dihiraukannya Radik yang masih menatapnya dengan senyum menggoda. Berlari kecil menyeberangi jalan, membuang amarah pada rintik hujan yang semakin rapat.
***
Baca Juga: Prabowo Akui Kepemimpinan Jokowi Efektif: Saya Hormat Sama Bapak
Amora memarkir mobilnya sembarangan di garasi. Senyum bahagia tak dapat disembunyikan dari wajahnya. Ingin segera dijumpainya suami tercinta, dan menikmati raut wajahnya, saat mendengar berita yang akan dia sampaikan. Setengah berlari Amora memasuki rumahnya.
"Mas. Aku datang."
Amora melihat suaminya tak ada di ruang tamu. Dicarinya ke ruangan lain tak juga ditemukannya. Lelah mencari, Amora meletakkan tas kerjanya di ruang tengah dan melangkah ke kamar tidur. Di depan jendela suaminya sedang duduk memandang keluar. Bintang di langit memang sedang indah berkerlip. Amora segera tersenyum, ingin memanfaatkan suasana remang.
Diletakkannya surat keterangan dari rumah sakit di meja sudut, lalu dihampirinya suaminya. Dengan lembut dipeluknya lelaki itu dari belakang, ingin mengabarkan berita gembira yang telah lama mereka tunggu. Betapa terkejut Amora ketika tiba-tiba suaminya dengan kasar berbalik dan menyentakkan tubuhnya. Belum selesai Amora meraba suasana yang sedang dihadapinya, tiba-tiba suaminya mendekat dengan wajah murka, dan…
Plak...!
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Amora. Seketika perempuan itu terjerembab ke belakang. Dengan berlinang air mata perlahan Amora bangun, lalu mengusap darah yang merembes keluar dari hidungnya. Hati dan cintanya menangis, namun ditatapnya suaminya dengan lembut.
Baca Juga: Fantastis! Anggaran Karpet Ruang Kerja Pimpinan MA Rp1 Miliar
"Berikan alasan mengapa Mas menghukumku dengan pukulan ini?"
"Wanita jalang!"
"Begitukah kau memandangku, Mas?"
"Sebutan apa yang lebih pantas untuk seorang istri yang berbuat mesum dengan lelaki lain?"
"Berbuat mesum?"