"Maksudnya?"
"Aku bisa bebas bersamamu."
"Saya tidak mengerti."
"Jangan pura-pura."
"Pura-pura?"
"Ya. Kau pura-pura tidak mengerti." Mengedipkan matanya.
"Nah, saya semakin tidak mengerti." Tertawa kaku.
"Ayolah. Dengan penampilanmu seperti ini, makan sendirian, lalu menawarkan kebebasan."
"Kenapa dengan penampilan saya?" Amora menatap tajam lelaki yang sedang tersenyum menggoda di depannya. Lelaki itu menelusuri tubuhnya dengan tatapan ingin menerkam. Seketika rasa kagumnya sirna, terganti amarah meluap.
"Aku suka gayamu."
"Terima kasih."
"Aku juga suka bibirmu."
"Terima kasih juga."
"Dan, tubuhmu."