“Jangan takut. Namaku Atma,” sapa lelaki itu tersenyum pucat dari balik kaca jendela.
Bibir lelaki itu tidak bergerak sedikit pun, namun Mayang dapat mendengarkan suaranya. Dengan tubuh menggigil Mayang meneliti penumpang yang duduk di deretan kursinya. Tak ada yang menunjukkan mereka juga melihat wajah di kaca itu. Matanya kembali pada wajah pias di jendela.
“Kamu yang kulihat berjalan bersamaku tadi adalah manusia?”
“Ya.”
“Dan, ternyata wajahmu juga yang selalu hadir dalam mimpiku.”
“Betul.”
“Lalu, mengapa sekarang kau berada di luar jendela, terbang mengiringi laju kereta?”
“Sebentar lagi kau akan tahu.”
“Apa?”
Baca Juga: Imam S. Arifin Tutup Usia, Begini Kondisinya Sebelum Meninggal
“Aku akan menemuimu lagi di kehidupanku yang lain.”
“Aku tidak mengerti.”
“Kau akan mengerti nanti.”
“Jelaskan sedikit padaku.”
“Aku akan selalu bersamamu.”