KLIKANGGARAN – Halo, Pembaca. Masih bersama saya dengan novel Melukis Langit? Semoga hari ini bisa kita tutup dengan senyum penuh syukur. Untuk esok yang lebih bermakna.
Terima kasih telah melanjutkan membaca novel Melukis Langit bagian satu, dua dan melanjutkan ke bagian tiga ini. Kopi hitam sudah diseruput?
Pada novel Melukis Langit bagian dua, Puniawati menemui salah satu teman Aji. Apa ya, yang mereka bicarakan?
Yuk, meluncur ke novel Melukis Langit bagian tiga. Semoga pembaca menemukan sesuatu di dalamnya.
*
Baca Juga: Komitmen Soal Pemberantasan Korupsi, KPK Tengah Menyelidiki Soal Dugaan Korupsi PCR
“Pak Andre padahal di kantor pusat loh, Bu, seharian, ke proyek setelah jam makan siang. Saya sendiri hari ini off.”
“Mungkin Pak Andre sudah mendengar kabar bahwa suami saya sudah membawa semua berkas revisi laporan MR ke kantor.”
Budi diam, kembali sibuk dengan ponselnya.
“Dan, mungkin Pak Andre sudah menyadari, tak ada yang namanya kerugian proyek sekian puluh milyar seperti yang sudah menjadi berita utama di perusahaan.”
Budi mendengarkan Puniawati, kemudian menulis pesan lagi.
“Berita heboh yang menyeret nama suami saya itu ternyata hanya kesalahan hitung, Pak. Suami saya sudah memeriksa ulang laporan keuangan. Angka yang dikabarkan sebagai kerugian itu adalah tagihan proyek yang terlewat dan belum dimasukkan dalam laporan keuangan. Suami saya sudah meluruskannya ke kantor pusat.”
Baca Juga: Tanpa Melalui Tender, Pekerjaan Manajemen Survival di Kemenkominfo Dinilai Tidak Transparan
“Wah, yang ini berita baru Bu, buat saya.”