"Cinta tidak hanya sebatas di sini kan, Rat?"
"Aku sudah bahagia jika kamu mengetahuinya, Gad."
Ratih menuang kopi dari cangkir ke tatakannya, lalu menghirupnya perlahan. Gading menatap sambil mengikuti gerakannya. Bibirnya terbuka sedikit seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi segera dibungkam oleh Morbid Angel yang mengalun memenuhi ruangan kedai dengan Got Of Emptiness.
Baca Juga: Tulisan adalah Lidah Hati, Apa Hubungan Lidah dengan Tulisan?
Angin yang berhembus dari luar kedai menatap keduanya penuh tanda tanya. Entah siapa di sana yang sudi memberi dan menerima begitu saja, tanpa bertanya adakah luka di sana. Kedua remaja itu saling bungkam untuk beberapa saat, entah sedang benar-benar menikmati kopi atau perasaan masing-masing.
"Aku akan menemuinya," kata Gading kemudian.
"Silakan."
"Kami sudah lama tidak bertemu. Aku tidak ingin dia dan keluarganya, juga keluargaku, beranggapan bahwa aku main-main dengan hubungan ini."
"Aku mengerti."
"Dia terlalu baik buatku."
"Aku tahu."
Baca Juga: Tips Sukses Melewati Hari di Tengah Pandemi
"Tapi, aku juga tidak bisa jika diharuskan untuk menjauh darimu."
"Seperti aku juga tidak bisa jika diharuskan menghentikan perasaan cintaku padamu."
"Maafkan aku, ya."