Hammer Fall melengking dengan Glory To The Brave
dan aku juga masih saja dengan suara parau,
hampir tak terdengar bahkan desirnya,
tak ingin siapa pun curi dengar,
aku sangat mencintaimu
Alunkan nada kebencian,
pada tiap sudut malam dan hitam,
aku membencimu karena mencintaimu,
yang kuingin kau tahu hanya aku mencintaimu,
lalu akan kualunkan kembali nada rindu dalam diamku.
|
Ratih berlari keluar dari gedung kampus sambil membersihkan sisa-sisa air mata di pipinya. Tak dihiraukannya Gading yang mengejarnya sambil berlari kecil di belakangnya. Diambilnya kunci mobil dari dalam tas, lalu segera menghampiri mobil merah menyala yang sudah menunggunya di pelataran kampus.
Gading berhasil mengejar Ratih dan buru-buru mengeluarkan sapu tangan dari dalam kantong celananya. Diangsurkannya sapu tangan hitam polos pada Ratih sambil tersenyum, lalu sedikit membungkukkan badannya dengan kepala agak menunduk. Mencari simpati. Entahlah.
Ratih tak membagikan sedikit pun senyumnya pada lelaki muda yang masih setia mengikutinya itu. Dibukanya pintu mobil tanpa menoleh.