Luhut Tegaskan Utang Whoosh Bisa Direstrukturisasi, Tak Libatkan APBN, Tunggu Keppres dan Skema Pembayaran dari Danantara

photo author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 05:14 WIB
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan merespons tentang pemberitaan kereta cepat Whoosh.  ((Instagram/luhut.pandjaitan))
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan merespons tentang pemberitaan kereta cepat Whoosh. ((Instagram/luhut.pandjaitan))

 

(KLIKANGGARAN) -- Pembiayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh belakangan menjadi perhatian publik. Sorotan meningkat setelah Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pemerintah tak akan menggunakan APBN untuk menutup utang Whoosh.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi ramainya pemberitaan soal utang Whoosh.

Whoosh Bisa Direstrukturisasi Tanpa APBN

Luhut menegaskan solusi utang Whoosh ada pada restrukturisasi, tanpa memerlukan dana APBN.

“Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring aja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN,” kata Luhut dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Baca Juga: Skandal BBM: Nama Vale, Adaro, PAMA Muncul, Pengamat Nilai Negara Bisa Tagih Selisih Harga Non-Subsidi

Ia menambahkan bahwa pembicaraan mengenai restrukturisasi juga sudah dilakukan dengan pihak China terkait pembiayaan utang proyek tersebut.

Menunggu Keppres Soal Restrukturisasi

Proses restrukturisasi utang mengalami sedikit keterlambatan akibat pergantian pemerintahan dari era Jokowi ke Prabowo.

“Kemarin pergantian pemerintah agak terlambat, sehingga sekarang perlu nunggu Keppres, supaya timnya segera berunding, dan sementara China sudah bersedia kok, nggak ada masalah,” jelas Luhut.

Audit proyek juga telah dilakukan BPKP saat menerima proyek dari China, sambil melakukan perbaikan di Indonesia.

Baca Juga: Rosan Roeslani Yakin Ekonomi Tumbuh 8 Persen, Tekankan Pentingnya Investasi dan Peran Danantara

“Dengan data-data yang lalu, Menteri Keuangan yang lalu, dengan pihak Tiongkok, waktu itu saya masih di Marves, itu kita selesaikan kok. Sama dengan LRT, LRT ini apa tidak masalah? Masalah, kita restructuring, kan beres. Ini juga sama,” tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X