Novel ini mengkritik sistem patriarki melalui penggambaran bagaimana perempuan sering kali menjadi korban dari struktur sosial yang tidak adil. Misalnya, pengalaman Laila dan Shakuntala dengan keluarga dan masyarakat mereka menunjukkan bagaimana norma-norma patriarki mengekang kebebasan perempuan.
Peran saman sebagai mantan pastor yang menjadi aktivis juga mencerminkan kritik terhadap institusi yang sering kali memperkuat norma-norma patriarki.
Penggambaran Perjuangan untuk Keadilan:
Saman sendiri, sebagai seorang aktivis, berjuang untuk keadilan sosial, termasuk hak-hak perempuan. Melalui perjuangannya, Ayu Utami menunjukkan solidaritas antara perempuan dan laki-laki dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan melawan penindasan.
Solidaritas dan Dukungan Antar Perempuan:
Novel ini menampilkan solidaritas antara tokoh-tokoh perempuan, yang saling mendukung dalam berbagai situasi. Misalnya, persahabatan antara Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin menunjukkan bagaimana perempuan dapat saling mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Dari penjelas di atas, dapat di simpulkan bahwa novel saman karya Ayu Utami secara tajam menggambarkan nilai-nilai feminisme melalui tokoh perempuan yang kuat dan mandiri seperti Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin yang menantang norma-norma sosial yang membatasi kebebasan perempuan.
Dengan eksplorasinya yang jujur terhadap seksualitas perempuan dan kritik tajam terhadap sistem patriarki, novel ini tidak hanya dengan berani mengangkat isu seputar gender dan seksualitas, namun juga menggambarkan perjuangan solidaritas dan keadilan sosial, serta pemberdayaan perempuan yang mendukung dan menekankan hal tersebut mengatasi ketidakadilan yang sering mereka hadapi di masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh Dede Rahmah, Prodi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Menyelami Jiwa dan Perjuangan dalam "7 Prajurit Bapak" Karya Wulan Nur Amalia
Robohnya Surau Kami: Krisis Moral dan Keagamaan dalam Perspektif Antropologi Sastra
Mengungkap Suara Hati dalam Novel “Ruang Kecil, Hati Besar” Karya Puthut EA melalul Teori Ekspresif Sastra
Nilai Religius dalam Novel "Kado Terbaik" karya J.S. Khairen
Pemilihan Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Bertaut Karya Nadin Amizah
Unsur Budaya dalam Film Sekala Niskala Karya Sutradara Kamila Andini